Mohon tunggu...
Priyo Joko Purnomo
Priyo Joko Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Hello, World!

Penikmat karya sastra klasik dan warisan budaya lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Legenda Totok Kerot Kediri

20 Agustus 2020   21:57 Diperbarui: 20 Agustus 2020   22:13 1855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang Putri tersinggung dengan ucapan Jayabaya. Ia merasa bahwa tujuannya datang ke Kediri atas nama panggilan cinta. Ia menawarkan sekali lagi kepada Raja Jayabaya untuk mau memperistrinya. Namun, Raja Jayabaya dengan bulat telah mengatakan tidak. Sang Putri pun semakin marah dan mengamuk. Ia mengancam untuk meluluhlantakkan istana kerajaan Kediri.

Raja Jayabaya sangat menyayangkan sikap seorang putri yang cantik jelita ini. Raja Jayabaya pun berdoa kepada Dewata Agung. Ia tidak ingin melukai Sang Putri. Ia pasrah terhadap kuasa Dewata Agung.

"Oh, Dewata Agung. Jauhkanlah sang bahaya. Jauhkanlah sang hantu berwujud raksasa. Jauhkanlah sang manusia berwujud raksasa. Pergilah yang berwujud bahaya. Pergilah yang berwujud kejahatan. Wahai Sang Putri, aku akui rupamu sungguh cantik jelita. Namun, cantik parasmu tidak secantik hati dan kelakuanmu. Cantikmu lebih layak seperti cantiknya seorang raksasa!"

Langit seketika menjadi gelap. Gemuruh petir dan kilat menyambar-nyambar di atas istana Kediri. Angin berhembus sangat kencang. Banyak daun yang jatuh berguguran. Seketika, kilat dari langit menyambar tubuh Sang Putri. Suaranya menggelegar hingga terdengar oleh Raja dan Ratu Lodaya di dalam istananya. Pada saat itu juga muncullah asap hitam dari tubuh Sang Putri. Tubuh Sang Putri telah membeku dan berubah wujud menjadi arca raksasa perempuan.

Prajurit Lodaya menangisi nasib Sang Putri. Inang dan para dayang tidak hentinya memeluk dan mengusap tubuh arca itu. Raja Jayabaya turut prihatin dan menenangkan para prajurit Lodaya. Raja Jayabaya memerintahkan para rombongan dari Lodaya untuk kembali ke istananya. Raja Jayabaya pun menamai arca perwujudan Sang Putri sebagai Totok Kerot. Arca ini dibiarkan tetap berada di tempat untuk menjaga pintu barat istana Kediri.

Tamat.

Dikarang oleh Priyo Joko Purnomo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun