Mohon tunggu...
Priyo Joko Purnomo
Priyo Joko Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Hello, World!

Penikmat karya sastra klasik dan warisan budaya lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Legenda Totok Kerot Kediri

20 Agustus 2020   21:57 Diperbarui: 20 Agustus 2020   22:13 1855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inang berusaha mengetuk kamar Sang Putri dan mencoba menenangkannya. Alih-alih tenang, Sang Putri tetap mengamuk dan mengabaikan inangnya. Inang tetap bertahan di depan pintu kamar Sang Putri. Ia berharap Sang Putri mau membukakan pintu untuknya. Benar saja, Sang Putri pun akhirnya membukakan pintu untuk inang.

"Mbok, siapkan segala hantaran dan seluruh pasukan untuk mengiringiku besok ke Kediri. Aku akan meminang Raja Jayabaya tanpa restu Raja dan Ratu," perintah Sang Putri.

"Tapi... Nduk?" tanya inang.

"Kerjakan saja perintahku, Mbok!" tegas Sang Putri.

Inang pun segera melaksanakan perintah Sang Putri. Ia tidak bisa menolaknya. Seluruh istana sibuk menyiapkan segala antaran dan iring-iringan untuk besok berangkay ke Kediri. Raja dan Ratu pun belum mengetahui hal ini.

***

Mentari telah terbit dari ufuk timur. Sinarnya pagi ini terasa hangat. Burung-burung pun berkicau bersahut-sahutan. Di dalam kamarnya, Sang Putri sedang berhias dan dilayani oleh dayang-dayangnya. Segala hantaran telah perjejer rapi di pendopo istana. Pasukan pengiring telah bersiap di halaman istana.

Usai berhias, Sang Putri bergegas keluar dari kamarnya dan menuju pendopo. Ia tengah memastikan segala kelengkapannya. Setelah semua dirasa telah lengkap, ia segera memberangkatkan rombongannya untuk pergi ke Kediri. Tanpa berpamitan dengan Raja dan Ratu, rombongan itu pun berangkat. Kali ini, prajurit yang mengiringi Sang Putri sangatlah banyak. Mereka berbaris rapi dan berjalan memanjang. Pedati Sang Putri dilengkapi dengan payung yang bersusun tiga. Kerbau penarik pedati itu pun dihiasi oleh kalung ronce bunga melati. Sungguhlah megah iring-iringan ini.

Di pedati yang lain, tampak para dayang duduk sambil memangku hantaran. Ada yang memangku keranjang berisi buah-buahan, ada yang memangku keranjang berisi keranjang berisi kue-kue istana, bahkan ada juga yang memangku cupu manik berisikan emas dan permata. Segala hantaran itu tidak lain diperuntukkan untuk meminang Raja Jayabaya.

Perjalanan yang jauh ini terasa sangat singkat. Tidak terasa, rombongan Sang Putri sudah melewati Candi Simping dan sebentar lagi akan menyeberangi Sungai Brantas melalui Dermaga Darungan. Para rakyat yang melihat iring-iringan ini sangatlah kaget dan takjub. Tidak biasanya keluarga kerajaan Lodaya melakukan perjalanan dengan iring-iringan yang sangat megah. Hendak kemanakah Sang Putri dan ada acara apakah ini adalah dua kalimat yang dilontarkan oleh rakyat. Mereka sangat bingung dan saling bertanya.

Perjalanan terus berlanjut dan mereka telah sampai di sebuah pasar sebelum memasuki wilayah istana kerajaan Kediri. Penjaga di pintu pasar itu menanyakan tujuan rombongan Sang Putri. Namun, Sang Putri enggan menjawab pertanyaan dari para penjaga pintu pasar itu. Ia tidak ingin perjalanannya terhalang oleh para penjaga pintu pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun