Mohon tunggu...
PRITA ANANDARI NOVITASARI
PRITA ANANDARI NOVITASARI Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang pelajar yang menulis cerita dengan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Rintik Hujan

12 November 2024   08:24 Diperbarui: 12 November 2024   08:48 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kak, aku hanya ingin membantumu. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini," Petra menjawab, merasa sangat sedih.

"Membantuku? Apa yang bisa kamu lakukan? Kamu tidak tahu betapa menyedihkannya menjadi aku!" Lene berteriak, wajahnya penuh kemarahan.

Petra merasa sangat sedih. Dia tidak pernah bermaksud untuk membuat sedih kakaknya, tetapi setiap kali dia mencoba, Lene hanya semakin membenci dan menutup diri.

Di tengah kesedihan itu, Ibu selalu ada untuk Lene. Dia berusaha memberikan dukungan dan semangat, meskipun Lene sering kali menolak. "Kakak, tidak ada yang salah dengan gagal. Yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dari kegagalan itu," ucap Ibu lembut.

"Aku tidak mau, Bu! Aku merasa hidupku sudah berakhir. Ayah selalu membandingkanku dengan Petra. Aku merasa tidak ada artinya!" Lene mengeluh, suaranya penuh kesedihan.

Ibu memeluk Lene erat-erat. "Kak, kamu harus ingat bahwa kamu berharga. Tidak ada orang yang sempurna, dan kita semua punya jalan yang berbeda. Yang terpenting adalah kamu menemukan kebahagiaan dalam dirimu sendiri," ucap Ibu dengan penuh kasih.

Tetapi Lene merasa kata-kata itu tidak cukup untuk menghapus rasa sakitnya. Dia merasa terjebak dalam kebencian dan kesedihan yang mendalam.

Beberapa bulan kemudian, setelah kegagalan ujian dan tekanan dari ayah, Lene mulai merenungkan hidupnya. Dia melihat Petra yang selalu berusaha mendukungnya, meskipun dia sering kali mengabaikan adiknya. Suatu malam, saat Petra sedang menonton tv di ruang tamu, Lene tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Petra, kenapa kamu tidak pernah marah padaku?" tanya Lene, suaranya lembut.

Petra menatap kakaknya, "Karena aku tahu kamu sedang berjuang, Kak. Aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu ada untukmu, tidak peduli seberapa buruk keadaanmu."

Lene merasa tersentuh. "Aku... aku merasa sangat buruk. Aku tidak tahu bagaimana cara meminta maaf kepadamu," ungkap Lene, air mata mulai mengalir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun