Wira memandang terus mantan musuhnya, "Baik-baik sekarang kita berteman. namun, kau harus membantu untuk menenuymkan istriku." "Ayo. sudah pasti. aku akan menemukannya," balasa pangeran Zakaria dengan nada bersahabat. Wira dan pangeran Aliuddin pun tersenyum. Tuan muda Wira berkata, "Tunggu dulu. Aku mendapat petunjuk cincin ini berbicara."
      "Tuanku kau harus percaya bahwa putri akan baik-baik saja. Kau harus percaya denganku sang penunggu cincinmu." "Bagaimana bisa aku percaya?" tuan muda Wira keheranan.
      "Mengapa tidak?"
      ""Dirimu baru menunjukkan keberadaanmu. Bertahun-tahun aku bersama cincin ini. Memang sesudah besar, aku dan Binar baru bisa memakainya karena baru muat untuk jari kami. Namun, tidak ada suara yang keluar dari cincin ini." Prajurit, pangeran, tuan muda, dan pangeran Zakaria yang berada di sana terdiam. Mereka sedang memhjami kata-kata yang keluar dari cincin.
      "Oke, aku percaya kau akan percaya."
      "Caranya?" tanya Aliuddin merasa gemas. Seketika rajawali menunjukkan wujudnya. Dari rajawali berubah menjadi manusia. Wajahnya bersinar dan gagah.
      "Begini ceritanya. Salam kenal semuanya. Istriku, rajawali betina terpaksa menculik istri tuan muda. Hal ini disebabkan putri kecil kami sangat membutuhkan putri Binar Cahaya Mentari.
      "Sangat membutuhkan?" tanya pangeran zakaria penasaran. "Anda semua pasti bertanya-tanya apa gerangan penyebabnya. Alasannya karena bakat hebat yang dimiliki sang puteri dalam menjahit pakaian."
      "Putrimu ingin segera memiliki gaun yang indah?" tebak adik sang putri merasa alasan ini adalah hal yang wajar. Rajawali tersenyum dan mengangguk. "Senang sekali berjumpa dengan putri cantik," sapa putri kecil rajawali.
Sekarang putri sudah berada di alam sang rajawali. Alam ini berada di cincin puteri dan tuan muda.
      "Aku juga puteri kecil."