Nah, kini terjadi blunder kedua, pembacaan elit PDIP terhadap Presiden Jokowi meleset, apakah greget Ganjar kurang bernyali, atau komunikasi tersumbat?
Kenapa elit PDIP justru kini menyerang Jokowi yang masih resmi nenjabat presiden. Bila terjadi pertarungan politik di DPR, ada Golkar, Gerindra, PAN dan Demokrat yang siap berdiri di belakang Jokowi.
Menurut penulis, kini Jokowi sang visioner sudah lari jauh, sementara elit PDIP seperti dahulu, tetap kekeuh jalan ditempat. Mestinya link intelijen PDIP jauh hari bisa membaca sikon saat ini sebagai counter langkah pengamanan. Tapi kini nasi sudah menjadi bubur.
Sebagai penutup, bahwa bisnis intelijen sangat sulit, analisis hanya akan berakhir menjadi sebuah prediksi. Pada tahun 2004 saat pilpres, ops clandestine AS di Indonesia tiga bulan sebelum pencobosan melaporkan ke Gedung Putih "The next President is SBY" (valid dan terbukti).
Kini tiga bulan lebih sebelum pilpres, penulis menilai Paslon Prabowo-Gibran mempunyai peluang yang terbesar akan menang, di mana kombinasi Koalisi Indonesia Maju terlengkap.
Satu hal yang bisa menyebabkan kegagalan Prabowo menjadi presiden, adalah takdir Allah, yang mana takdir hanya akan diketahui apabila sudah terjadi. Saran penulis masing-masing banyak-banyak berdoa saja, manusia berusaha tetapi Tuhan yang memutuskan.
Semoga bermanfaat. Pray Old Soldier.
Penulis: Marsda (Purn) Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen
Jakarta, 1 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H