Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Captain Mehrtens, Pilot atau Infiltran Five Eyes?

6 Juni 2023   16:12 Diperbarui: 6 Juni 2023   16:13 5663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ANTARA/ RST via KOMPAS.com)

Penulis: Marsda Purn Prayitno W Ramelan, Pengamat Intelijen

Kasus penyanderaan pilot Susi Air, Kapten Phillips Mehrtens berkebangsaan New Zealand oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), pimpinan Eugianus Kogoya menjadi berita besar. Penyanderaan diumumkan KKB OPM usai menyabotase pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Apro, Selasa, 7 Februari 2023. Pesawat nomor penerbangan SI-9368 itu diduga dibakar KKB usai landing pada Selasa pagi.

Setelah hampir empat bulan, pilot itu belum terbebaskan dan nampaknya pihak NZ dan Australia adem ayem karena pihak Indonesia yang akan membebaskan.

Sejak disandera, tersebar foto sang pilot sehat-sehat diantara kelompok bersenjata itu, tidak seperti yang sedang disandera. Dari unsur informasi intelijen Siabidibame, kita bertanya Mengapa?

Inilah UUK yg harus dijawab oleh intelijen. Apakah benar dia disandera atau ada kepentingan lain dibalik itu, sehingga Mehrtens aman-aman saja. Kini lebih menarik, karena pihak KKB mencoba mengaitkan masalah ini ke PBB.

Pertemuan antara Dewan Gereja dan Uskup Keuskupan Jayapura bersama Kapolda Papua yang membahas, antara lain "perlunya menarik kembali semua anggota non organik dari daerah konflik sebagai langkah jeda kemanusiaan," kata Koordinator Sekretariat Keadilan dan Kebenaran Keuskupan Jayapura, Pastor John Bunay," mengutip Tempo, Jumat, 12 Mei 2023.

Menanggapi pertemuan antara Dewan Gereja Papua dan Kapolda Papua minggu kedua Mei, Ketua Organisasi Papua Merdeka (OPM) Jeffrey Bomanak mengatakan OPM hanya mengakui pembebasan Kapten Phillips dilakukan melalui negosiasi internasional. Pihak TNI menolak keinginan tersebut.

Korban di Pihak TNI Dalam upaya Pembebasan

Beberapa kali upaya pihak TNI dan Polri berupaya membebaskan Mehrtens, tetapi mengalami kegagalan, dan justru jatuh korban di pihak anggota elit TNI.

Proses pembebasan yang terakhir kembali memakan korban. Terdapat tiga anggota TNI dinyatakan gugur dalam kontak senjata antara Satgas Ops Paro 2023 gabungan dari personil Chandrasa dan Tricakti dengan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) Ndugama di dua lokasi yang berbeda.

Satgas Ops Paro 2023 gabungan kebetulan sedang menjalankan operasi pada hari Selasa (30/5/2023). Operasi itu dilakukan di Nduga Kompleks, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

Dalam rilis yang diterima Rabu, 31 Mei 2023 disampaikan bahwa tiga di antara enam korban di lokasi tersebut meninggal dunia. Tiga lainnya mengalami luka-luka. Satgas Tricakti, 2 dan Satgas Chandrasa, 5 personil.

Di lokasi lain di Helipad Lanud YKU Timika, Kel. Kwamki Narama, Distrik Mimika baru, Kab. Mimika, dilangsungkan evakuasi sebanyak 4 orang korban. Dari empat orang korban tersebut dua dinyatakan gugur dan dua lainnya luka-luka. Korban luka-luka dibawa menuju RSUD Kabupaten Mimika.

Tiga korban yang meninggal itu di antaranya, (1). Letda Inf Afriadi (Sat 81)/MD, meninggal dunia akibat luka tembak pinggang tembus perut. (2). Praka Muh Sugeng (Den Bravo)/MD, meninggal dunia akibat luka tembak kepala. (3). Sertu Marlin (Grup 1)/MD meninggal dunia dan belum dievakuasi.

Sebelumnya tercatat juga jatuh empat korban yang kesemuanya gugur di tengah misi penyelamatan pilot pesawat Susi Air Susi Air Philips Max Mehrtens (37) di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023). Keempatnya dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna Kostrad).

Pertarungan Intelijen di Papua

Menurut penulis, sebenarnya Intelijen NZ (Selandia Baru) dan Australia sudah paham dengan kondisi di Papua, juga mampu memonitor KKB di Papua yang kini oleh Indonesia disebut sebagai teroris. Kemampuan intelijen kedua negara itu sangat tinggi teknologi akurasinya, karena mereka tergabung dalam organisasi intelijen Lima Mata (Five Eyes) bersama AS, Inggris dan Canada.

Pada 25 September 2019, penulis menulis di website pribadi Ramalan Intelijen tentang organisasi Lima Mata yang dibocorkan oleh Snowden ex anggota NSA dan CIA. Informasi intelijen. Penyadapan lain juga menggunakan sarana pesawat tanpa awak (drones).

Angkatan Darat Australia saat ini mengoperasikan RQ-7B Shadow yang membawa serangkaian kamera beresolusi tinggi di atas pasukan patroli untuk memberikan informasi terperinci tentang aktivitas di lapangan.

Drones ini memiliki endurance sekitar delapan jam, dan pasukan darat dapat menerima rekaman dan data secara real-time dengan menggunakan terminal darat. Drones diluncurkan dengan rel dan memiliki lebar sayap 16', berat kotor 208 kilogram, dan ditenagai oleh mesin putar 29 kilowatt.

Organisasi Mata-mata Five Eyes

(Five Eyes), atau Organisasi Intelijen Lima Negara terdiri dari intelijen AS, Inggris, Canada, Australia dan Selandia Baru. Badan ini terkuak dan diungkapkan pada tahun 2013 oleh whistleblower Edward Snowden (agen intel AS).

Tanpa Snowden, Five Eyes tetap menjadi misteri. Demikian juga organisasi penyadapan dari negara lain seperti Rusia, China, serta persekutuan yang ada, mereka juga umumnya melakukan penyadapan tetapi tidak pernah terungkap.

Bagi organisasi intelijen, paling mudah melakukan pulbaket selama teknologi si penyadap lebih unggul nilai informasi A-1. Teori infiltrasi agen umumnya mulai digantikan oleh kontraktor dan teknologi tinggi (pencegatan berita).

Menurut bocoran Snowden yang mantan anggota CIA (Central Intelligence Agency) dan NSA (National Security Agency) dari AS, dalam komposisi jaringan "lima mata", target Australia adalah kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara (stasiun Australian Signal Directorate) diantaranya berada di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Hanoi, Timor Leste. Dikatakannya, hanya Australia (dan mungkin NSA/AS) yang menyadap pejabat Indonesia.

Dari dokumen NSA yang bocor pada Oktober 2013, terungkap bahwa tercatat ada empat lokasi penting di Australia yang berkontribusi memberikan data ke program NSA dengan sandi X-Keyscore, yang memisahkan data ke dalam aliran nomor telepon, alamat email, log-in dan aktivitas pengguna untuk penyimpanan di bank data besar.

Stasiun pengumpul tersebut adalah US-Australian Joint Defence Facility di Pine Gap dekat Alice Springs, dan tiga fasilitas ASD lainnya, yaitu, the Shoal Bay Receiving Station dekat Darwin, the Australian Defence Satellite Communications Station di Geraldton di Australia Barat, dan the Naval Communications Station HMAS Harman di luar kota Canberra.

Menurut Hager, seorang jurnalis investigasi dari New Zealand,  menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon seluler terbesarnya, Telkomsel.

Hal itu disebutkannya terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik Snowden yang menyebut Telkomsel target utama ASD, karena saat itu melayani 122 juta pelanggan. Salah satu hasil sadap yang dibuka oleh WikiLeaks adalah percakapan Jokowi dengan beberapa pihak saat pilpres 2014.

Menurut Snowden, badan spionase elektronik Australia, yakni Australian Signals Directorate (ASD) telah bekerjasama dengan Biro Keamanan dan Komunikasi Selandia Baru (GCSB) untuk menyadap jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia dan Pasifik Selatan.

Selain Indonesia, ASD dan GCSB juga melakukan spionase elektronik terhadap negara-negara kecil di kawasan Pasifik seperti Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Nauru, Samoa, Vanuatu, Kiribati, Kaledonia Baru, Tonga, dan Polinesia.

Dia juga menyebutkan Selandia Baru dan Australia menyadap komunikasi satelit dan kabel telekomunikasi bawah laut. Mereka berbagi data panggilan telepon, email, pesan media sosial dan metadata. Data-data sadapan itu lantas dibagi bersama jaringan "Five Eyes" atau jaringan spionase "Lima Mata".

Snowden juga pernah menyebutkan bahwa NSA menyadap 35 kepala negara dan semua kegiatan medsos seperti google, email, WhatsApp, instagram, linkedin, SMS.

Five Eyes dan Papua

Papua adalah pulau di Timur Indonesia yang terdekat dengan Australia serta PNG. Australia selalu menyatakan musuh datang dari Utara, artinya dari wilayah Indonesia.

Pengalaman paling menakutkan saat operasi Trikora, Indonesia memiliki pesawat pembom strategis TU-16, sehingga mereka membeli F-111.

Demikian juga saat Indonesia memiliki Sukhoi 27/30 yang diatas pesawat tempurnya, mereka mengganti F-18 dan memesan F-35. Artinya Australia menilai balance of Power dengan Indonesia sangat penting.

Sebelumnya pesawat tempur mereka bebas gerbang di kawasan Timur Indonesia, karena belum terpasang radar militer.

Kini radar Koopudnas sudah mampu meng-cover kawasan Maluku dan Papua. Indonesia mengembangkan Kogabwilhan-3 di Timur. Jelas pembangunan kekuatan TNI di Papua bisa membuatnya tidak nyaman.

Nah, di sinilah kini peran Five Eyes, mereka seperti yg dijelaskan di atas. intelijen five eyes butuh informasi akurat tentang perkembangan politik di Papua. Five Eyes dengan teknologinya mampu memonitor teknologi informasi, tetapi fakta intelijen aktual lapangan juga, mereka butuhkan.

Infiltrasi dan penetrasi biasa dilakukan oleh badan intelijen untuk mempertajam akurasi informasi. Bukan tidak mungkin kasus pilot adalah rekayasa, untuk kepentingan pulbaket.

Bahkan bukan tidak mungkin juga gerakan TNI dan Polri di Papua juga sudah mereka sadap, sehingga ruang gerak KKB lebih luas dan bebas. Saat operasi di Afghanistan, pasukan AS bisa aman saat istirahat karena drones AS mampu mengamati apabila ada gerakan musuh yang mendekat.

Nah, bukan tidak mungkin gerakan pasukan elit TNI (Gultor, Raider, Marinir dan Bravo) justru yang menjadi korban disergap karena gerakannya sudah dimonitor pihak KKB? Dari studi kasus jatuhnya korban, terindikasi dan terbaca akurasi intelijen mereka lebih baik.

Sulit memang membuktikan adanya dukungan intelijen drones dengan teknologi canggih dalam medan tempur. Apakah alasan medan berat dan cuaca sebagai hambatan gerakan pasukan elit itu valid? Rasanya perlu diperdalam adanya faktor lain yang mempengaruhi.

Dari beberapa kasus kontak senjata termonitor justru KKB mampu menyergap pasukan TNI yang sedang operasi. Pasukan elite TNI jelas lebih terlatih, tetapi mengapa KKB yang rakyat biasa lebih intens melakukan ambush?

Kini dimainkannya kartu Kapten Mehrtens, yang menurut penulis ini, indikasi bagian dari ops intel 'high profile', jadi dia bukan sekedar pilot. Harusnya kita sudah khatam dengan pengalaman kasus lepasnya Timor Timur dengan adanya keterlibatan kekuatan asing yang terlibat.

Kesimpulan

Analisis intelijen adalah bisnis yang sangat sulit dan akan berakhir menjadi sebuah prediksi.

Penyelesaian kasus pilot Susi Air bisa diselesaikan melalui saluran intelijen dan pendalaman intelijen strategis.

Saat penulis bertugas sebagai team adviser Bidang intelijen Menhan, ada organisasi intelijen Our Eyes yang dibentuk Menhan Ryamizard Ryacudu dan ada saluran khusus ke Five Eyes. Mungkin ini salah satu jalan keluarnya.

Tolong dalami prediksi yang penulis sampaikan.

Semoga bermanfaat.
Pray Old Soldier

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun