Bom Panci Presto
Bom panci presto yang disebut Kapolri sebagai bom yang diledakkan di Makassar sangat popular dikalangan pelaku teror, karena mematikan. Bom ini merupakan kategori improvised explosive device atau kurang lebih adalah alat peledak hasil improvisasi manusia 'kreatif'.Â
Cara kerja bom panci presto yakni dengan meletakkan bahan peledak dan partikel lain (paku, bongkahan besi, kaca) ke dalam panci presto. Sementara itu, umumnya di gagang panci presto, ditempelkan ponsel sebagai pemicunya. Dengan demikian, bom jenis ini bisa dikendalikan melalui jarak jauh. Ketika kendali diaktifkan, selain itu juga dapat dipicu secara manual.
Bahan peledak yang sudah 'dimasak' di dalam panci presto bersama bahan-bahan lainnya akan mendapat tekanan panas yang luas biasa dalam waktu yang cukup singkat.Â
Akibatnya, hanya dibutuhkan waktu kurang dari satu menit bagi bahan peledak untuk keluar dari tekanan panci presto dan menyebabkan ledakan besar.Â
Partikel-partikel bom panci presto bisa terbang dengan kecepatan 1 kilometer per detik. imbas dari bom tersebut dapat melukai, menerbangkan, memisahkan bagian tubuh dan mematahkan tulang manusia.Â
Tak hanya itu, bom panci presto juga menyebabkan trauma otak. Kemampuan membuat bom oleh terduga berinisial W dari kelompok yang ditangkap kemungkinan besar pelaku memiliki mentor jaringan luar.
Analisis Aktifnya Sel Tidur Terorisme
Setiap aparat intelijen yang terdidik dan cukup berpengalaman faham bahwa terorisme adalah salah satu sarana intelijen penggalangan. Perlu dipelajari agar intelijen mampu melakukan counter dengan tepat.Â
Fokus utama intelijen adalah melakukan identifikasi, analisis dan penilaian ancaman. Seperti yang diakui oleh praktisi intelijen, penilaian ancaman selalu tertinggal dibandingkan penilaian risiko.
Definisi ancaman yang saat ini disukai oleh badan intelijen terutama didasarkan pada entitas yang sifatnya mengancam saja.Â