Mohon tunggu...
Ricky Pramaswara
Ricky Pramaswara Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Aktivis

Sebaik-baiknya perlawanan adalah menahan diri melawan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kata-kata Beriak dalam Puisi Yolanda

4 Februari 2023   20:37 Diperbarui: 4 Februari 2023   20:45 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

sudah jauh terjamah.

Tak cukup dengan perasaan kesal, marah serta harapan, penulis pun ingin menunjukkan bahwa perasaan waswas, cemas atau pun kekhawatiran dapat kita ungkapkan melalui puisi. Sigmun Freud (1936:36) dalam Karauwan (2020), berpendapat bahwa kecemasan adalah keadaan efektif, tidak menyenangkan, disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang tersebut terhadap bahaya yang akan datang.

Terdapat tiga jenis kecemasan utama menurut Freud, yaitu Kecemasan Realita; Kecemasan Neurotik; dan Kecemasan Moral. Kecemasan realita bersumber dari adanya ketakutan terhadap bahaya yang mengancam di dunia nyata, Kecemasan neurotik bersumber pada konflik antara pemuasan instingtual dan realitas. Kecemasan moral bersumber pada ketakutan akan suara hati individu. (Karauwan, 2020)

Penulis merepresentasikan Kecemasan Realita pada puisi Anjing Hitam. Kecemasan yang muncul akibat pengamatan suatu bahaya dalam dunia luar. Penulis cemas akan sesuatu yang menyerupai anjing hitam. Saya menggunakan istilah menyerupai karena bagaimana pun, dalam puisi selalu terdapat kiasan yang menjadikan makna puisi selalu multitafsir.

Ya, Si Tamak itu lagi-lagi kembali.

Siapa lagi kalau bukan dia? 

Si Pekat Legam yang biasa mengoyak dagingku kapan saja. 

Padahal dagingku hambar, namun nampaknya tak ada alasan baginya untuk tidak terobsesi denganku, dengan dagingku. 

Jelas itu sakit, namun apa bisaku?

Kecemasan realita ini biasanya merupakan ingatan yang telah mengendap lama dalam diri seseorang. Bisa saja ia muncul kembali saat menemukan suatu respons yang mengarah pada kecemasan tersebut. Trauma masa kecil biasanya selalu menjadi penyebab munculnya kecemasan realita ini. Hal itu pun tergambarkan dalam diri penulis melalui puisinya.

Nyaris setengah windu ia bersamaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun