Mohon tunggu...
Ricky Pramaswara
Ricky Pramaswara Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Aktivis

Sebaik-baiknya perlawanan adalah menahan diri melawan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kata-kata Beriak dalam Puisi Yolanda

4 Februari 2023   20:37 Diperbarui: 4 Februari 2023   20:45 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

apa yang kami rasakan.

            Senioritas sebenarnya dialami oleh banyak orang, termasuk kita yang merasa bahwa senioritas dan segala hal yang menyertainya adalah kewajaran. Bahwa situasi tersebut telah terjadi lama dan terstruktur begitu kuat. Sehingga kita hanya berkutat pada romantisme "Yang kamu alami, belum seberapa dengan yang kami alami dulu". Jika kita muak dengan romantisme itu, maka ungkapkanlah melalui larik puisi berikut,

Apa yang kau tanam pada/ kami telah lama mati. Kau/ hanya sibuk menjunjung/ harga diri, kendati/ sebenarnya kau terkunci/ dalam gemerlap kendaga dan/ menyeret kami ke dalamnya/ sebelum setitik pelita datang/ menyorot kami. 

Kendatipun demikian kesalnya penulis terhadap senioritas, Yolanda tetaplah seorang introver, bahkan dalam puisi sekalipun. Ia masih segan dan enggan bersikap tegas tentang situasi yang ia alami.

Kak, jika boleh aku berkata,/ kau sesungguhnya terlalu/ lama terbelenggu masa./ Karena kami sebenarnya/ melangkah, kami bergerak,/ kami beriak. Meski tak bisa/ matamu tangkap.

-oo-

            Selain kesal dan marah, penulis pun mengenalkan pada kita bahwa puisi juga berbicara tentang harapan dalam puisi Antar-Mengantar. Sebagai remaja, romantisme masa sekolah adalah sesuatu yang berharga untuk dinikmati, dan tentunya dikenang. Pertemanan, menjadi topik yang selalu dinikmati karena bertahan lebih lama dari percintaan remaja. Kebersamaan dalam berbagai situasi adalah memori indah yang dimiliki oleh setiap remaja. Mereka selalu ingin perayaan bersama di saat yang berbahagia. Mereka ingin merenung bersama di saat mengalami kegagalan. Mereka ingin pula saling menguatkan di saat yang paling menyedihkan sekalipun. Mereka ingin, dan berusaha mewujudkannya mesti pada akhirnya kadang situasi tak terduga selalu menjadi penghambat.

Kami antar-mengatar, 

Dari satu sisi ke sisi lain, dari 

sukacita sampai kecewa, dari dasar 

tanah terendah bahkan langit pun 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun