"Iya, Neng."
 Fya menitipkan induk tokonya asisten pribadinya. Fya tidak lagi bergantung kepada mantan bosnya, mengingat bahwa mantan bosnya sudah mulai memasuki usia tua. Walaupun mantan bosnya selalu membuka lebar pintu pertolongan untuk Fya, jika Fya mengalami kerugian atau kegagalan yang lainnya.
 Di dalam pesawat Fya sangat berharap, semoga saja orang tuanya masih baik-baik saja dan menyambutnya dengan bahagia. Rasa rindu menjalar di hatinya, Fya menangis bingung dengan apa yang dia rasakan. Ada perasaan khawatir bila terjadi sesuatu dan juga senang karena orang tuanya pasti akan bangga dengan pencapaiannya saat ini.Â
 Sesampainya di kota kelahirannya, Fya sangat tidak kuat untuk menahan rasa rindunya. Fya membeli sebuah mobil yang ada di toko mobil dekat bandara tersebut. Setelah melihat semua mobil yang ada, dia membayar satu mobil yang sangat menarik perhatiannya. Mobil yang mirip dengan mobil milik keluarganya, yang sering digunakan untuk berlibur bersama.
 Tak lama kemudian, ada seorang lelaki tampan dan bertubuh gagah mendatangi Fya.
 "Permisi nona, apa benar ini dengan nona Alifya Putri Maheswari?"Â
 "Iya saya sendiri, anda siapa?"Â
 "Saya Nafi Al Hazaer, asisten baru anda yang dikirimkan oleh asisten pribadi anda, dan saya juga pegawai di toko anda, anda bisa memanggil saya Al"Â
 "Oke Al, tolong bantu saya untuk menyetir mobil ini dan ke rumah keluarga saya"Â
 "Baik nona"Â
 Selama perjalanan Fya banyak menceritakan tentang keluarganya. Mulai dari dia yang meminta izin untuk merantau hingga dia bisa membangun toko kue yang besar dan memiliki banyak cabang. Sampai-sampai Al sangat salut dengan pencapaian bosnya itu. Dan Fya sangat bangga dengan dirinya sendiri, dia menjadi tidak sabar untuk menceritakannya kepada orang tuanya.