"Jadi Fya merantau dimana, Yah... Bu...?"
 "Kamu merantau di Jawa, ya? nanti kuliah sama kerjanya dekat sama tempat tinggal kamu dan kalau kamu mau berangkat besok ayah sama ibu bolehin kok."
 "Yeay, oke Fya setuju."Â
 Keesokan harinya, Fya bersiap untuk berangkat menuju Pulau Jawa. Fya berusaha untuk tidak menampilkan kesedihannya, karena itu dapat membuat keinginannya untuk merantau ini menjadi gagal. Sesuai pesan orang tuanya, bahwa untuk kuliahnya akan dibiayai oleh orang tuanya. Sementara untuk kebutuhan sehari-hari, dia harus menggunakan uang hasil dari kerjanya.
 Fya mulai bekerja di sebuah toko roti yang sangat besar di kota tersebut. Kuliah di Universitas Negeri yang sangat terkenal dan menjadi karyawan di salah satu toko kue yang sangat besar di kota tersebut, menjadikan Fya pribadi yang kuat tahan banting. Bagaimana tidak, Fya harus kuat untuk membagi badan, waktu dan juga energinya.
 Selama Fya bekerja di Toko tersebut, Fya juga membangun toko sendiri. Belum satu bulan setelah Fya membangun toko sendiri, dia resign dari toko kue itu. Toko kue itu hasil dari jerih payahnya dan juga dorongan dari bosnya. Setelah membangun tokonya, Fya juga diperbolehkan untuk mengikuti resep dari bosnya. Sehingga Fya sangat berhutang Budi dengan bosnya.
 Semakin lama toko kuenya memiliki banyak cabang hingga ke luar kota. Dia tidak mengelolanya langsung, namun yang mengelola adalah asisten dari mantan bosnya dulu. Mengingat bahwa Fya masih menjadi mahasiswa, sehingga Fya kadang juga sedikit bingung untuk membagi waktu. Jadi tokonya masih mempunyai hubungan erat dengan toko mantan bosnya. Sampai-sampai tokonya menjadi lebih besar dari toko kue bosnya.
 Kurang 2 tahun lagi Fya akan melaksanakan wisudanya. Ini adalah awal Fya putus hubungan dengan orang tuanya. Fya tidak tahu jelas apa yang terjadi pada orang tuanya. Dan sejak saat itu Fya merasakan degup jantungnya yang sangat cepat disaat malam hari. Fya merasa gusar, khawatir dan ingin segera pulang bertemu dengan orang tuanya.Â
 Setiap kali teman-temannya membahas mengenai orang tua atau pulang ke rumah asal mereka. Fya merasa sedih dan tidak bersemangat, mengingat terakhir ia meminta izin untuk pulang namun tidak diperbolehkan oleh orang tuanya. Selama 4 tahun Fya tidak pulang kerumah aslinya, berbagai alasan selalu diberikan oleh orang tuanya yang menjadikan Fya tidak jadi untuk pulang.
 Hingga pada saat kelulusan, keluarganya tidak ada yang datang sama sekali. Bahkan Mbak Ati, art yang bekerja di rumahnya pun tidak bisa dihubungi. Dia pulang ke kostnya dan menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk pulang ke rumah asalnya. Dia berlari keluar dari gang kostnya, memberhentikan taxi yang melintas dan masuk kedalam taxi.
 "Ke bandara ya, Pak."Â