Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Senyum di Balik Kerinduan

8 September 2024   21:10 Diperbarui: 8 September 2024   21:11 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa bulan setelah kelulusannya, Arya telah mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan teknologi ternama di kota. Hari-harinya kini dipenuhi dengan kegiatan baru, tantangan baru, dan kesempatan untuk mengembangkan karir. Namun, di tengah kesibukan pekerjaannya, Arya tidak pernah melupakan perjuangannya selama kuliah dan dukungan luar biasa dari orang-orang di sekitarnya.

Suatu akhir pekan, Arya memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Kerinduan akan rumah dan keluarganya selalu menjadi dorongan kuat untuk kembali, meskipun hanya untuk beberapa hari. Setibanya di rumah, Arya disambut dengan hangat oleh ibunya dan adiknya yang sudah pulih sepenuhnya. "Selamat datang, Arya. Kami sangat merindukanmu," sambut ibunya dengan senyum lebar.

Malam itu, mereka duduk bersama di ruang keluarga, menikmati makan malam yang penuh kehangatan dan tawa. Arya menceritakan pengalamannya bekerja, sementara ibunya dan adiknya berbagi cerita tentang kehidupan sehari-hari mereka di kampung. Meski jauh dari hingar-bingar kota, suasana rumah selalu memberikan kenyamanan dan ketenangan yang tak tergantikan.

Keesokan harinya, Arya menerima telepon dari Rina. "Arya, bagaimana kabar di rumah? Aku rindu kita bisa berkumpul seperti dulu," kata Rina. Arya tersenyum, "Semuanya baik, Rina. Aku juga merindukan kebersamaan kita. Kita harus segera bertemu lagi." Mereka berencana untuk berkumpul dengan teman-teman lainnya dalam waktu dekat, mengenang masa-masa kuliah yang penuh kenangan.

Pada sore harinya, Arya mengajak adiknya berjalan-jalan di taman dekat rumah. Taman itu penuh dengan kenangan masa kecil mereka. "Kak, terima kasih sudah selalu ada untukku," kata adiknya dengan mata berbinar. Arya tersenyum dan mengusap kepala adiknya, "Kamu adalah bagian terpenting dalam hidupku. Aku akan selalu ada untukmu."

Saat mereka duduk di bangku taman, Arya melihat sekelompok anak kecil bermain dan tertawa. Pemandangan itu mengingatkannya pada betapa berharganya setiap momen kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman. Ia merasa bersyukur atas segala yang telah dilaluinya dan setiap tantangan telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan penuh semangat.

Malam itu, Arya duduk sendirian di beranda rumah, menatap bintang-bintang yang bertaburan di langit. Ia mengingat kembali setiap perjuangan, setiap air mata, dan setiap senyum yang telah menghiasi perjalanannya. Di dalam hatinya, Arya merasa tenang dan bahagia. Ia tahu bahwa perjalanan hidupnya masih panjang, dan banyak tantangan baru yang akan dihadapinya. Namun, dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman, Arya yakin bisa menghadapi semuanya dengan teguh.

Arya menutup matanya sejenak, menikmati kedamaian malam. Di balik setiap kerinduan yang pernah ia rasakan, kini ia menemukan kekuatan dan cinta yang selalu menyertainya. Senyum di balik kerinduan itu kini menjadi simbol dari keteguhan hati dan harapan yang tak pernah padam.

Dengan semangat baru dan keyakinan yang lebih kuat, Arya siap melangkah ke babak baru dalam hidupnya. Ia tahu bahwa apapun yang terjadi, senyum di balik kerinduan akan selalu menjadi pengingat bahwa ia tidak pernah sendiri. Di dalam setiap perjalanan, ada cinta dan dukungan yang selalu menyertai, membawa harapan dan kebahagiaan yang tak ternilai.

**********

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun