Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Senyum di Balik Kerinduan

8 September 2024   21:10 Diperbarui: 8 September 2024   21:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika dana yang terkumpul mendekati target, Rina datang ke rumah sakit dengan kabar baik. "Arya, kita sudah hampir mencapai jumlah yang diperlukan. Tinggal sedikit lagi," ucapnya dengan senyum penuh harapan. Arya merasa beban di pundaknya sedikit terangkat, namun kecemasannya belum sepenuhnya hilang.

Pada saat yang sama, dosen pembimbing Arya menghubungi dan memberikan dukungan tambahan. "Arya, kamu telah menunjukkan ketangguhan yang luar biasa. Kami dari pihak kampus juga akan memberikan bantuan untuk biaya operasi adikmu," kata dosen tersebut. Air mata Arya menetes, merasa sangat terharu dengan dukungan yang diterimanya.

Akhirnya, jumlah dana yang diperlukan berhasil terkumpul. Operasi adik Arya segera dijadwalkan. Malam sebelum operasi, Arya duduk di samping adiknya yang terbaring lemah. "Kamu harus kuat, ya. Kami semua berdoa untuk kesembuhanmu," bisiknya sambil menggenggam tangan adiknya.

Keesokan paginya, operasi berlangsung dengan penuh ketegangan. Arya, ibunya, dan teman-temannya menunggu di luar ruang operasi dengan perasaan cemas. Waktu terasa berjalan sangat lambat. Setiap detik terasa begitu berharga. Setelah beberapa jam yang penuh kecemasan, dokter akhirnya keluar dari ruang operasi dengan wajah tenang.

"Operasinya berjalan lancar. Adikmu akan segera pulih," kata dokter dengan senyum. Arya dan ibunya langsung memeluk satu sama lain, air mata kebahagiaan mengalir di wajah mereka. Rina, Dika, dan Nina yang menunggu di luar juga merayakan kabar baik ini dengan penuh suka cita.

Beberapa hari kemudian, adik Arya mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Arya merasa beban berat yang selama ini menggelayuti hatinya mulai menghilang. Ia berterima kasih kepada teman-temannya, dosen, dan semua orang yang telah membantunya melewati masa sulit ini. "Tanpa kalian, aku tidak tahu bagaimana bisa melewati semua ini," katanya tulus.

Dalam beberapa minggu berikutnya, kehidupan Arya perlahan kembali normal. Ia kembali fokus pada penyelesaian tugas akhirnya, dengan dukungan penuh dari Rina dan teman-temannya. Di kampus, Arya merasakan semangat yang baru. Ia belajar bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada harapan dan kekuatan yang bisa ditemukan dari orang-orang di sekitarnya.

Ketika akhirnya Arya berhasil menyelesaikan tugas akhir dan lulus dengan prestasi yang membanggakan, ia tahu bahwa perjalanannya bukanlah perjalanan yang mudah. Namun, setiap rintangan dan konflik yang dihadapinya telah membuatnya lebih kuat dan lebih tegar. Di hari kelulusannya, Arya berdiri di panggung dengan senyum lebar, menyampaikan pidato yang penuh inspirasi.

"Hidup penuh dengan tantangan dan rintangan, tetapi dengan dukungan dari sahabat dan keluarga, kita bisa menghadapinya dengan kuat. Terima kasih kepada semua yang telah mendukung saya. Ini adalah kemenangan kita bersama," kata Arya dengan penuh emosi.

Ketika dia turun dari panggung, Arya melihat ibunya dan adiknya yang kini sehat, serta teman-teman yang selalu setia di sisinya. Dalam hatinya, Arya tahu bahwa senyum di balik kerinduan telah menjadi cahaya yang menuntunnya melalui masa-masa sulit, membawa harapan dan kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan yang datang.

**********

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun