Apakah reflective writing membantu saya lebih memahami kebutuhan siswa?
Rubrik: 1 = Sangat Tidak Membantu, 3 = Cukup Membantu, 5 = Sangat Membantu.
Seberapa sering saya meninjau kembali reflective writing saya untuk melihat kemajuan saya sebagai pendidik?
Rubrik: 1 = Tidak Pernah, 3 = Kadang-kadang, 5 = Sangat Sering.
Apakah reflective writing membantu saya membuat hubungan yang lebih baik dengan siswa?
Rubrik: 1 = Tidak Pernah, 3 = Kadang-kadang, 5 = Selalu.
Seberapa efektif reflective writing dalam membantu saya menetapkan tujuan pengajaran yang jelas?
Rubrik: 1 = Sangat Tidak Efektif, 3 = Cukup Efektif, 5 = Sangat Efektif.
Apakah saya merasa reflective writing merupakan bagian penting dari pengembangan profesional saya?
Rubrik: 1 = Sangat Tidak Penting, 3 = Cukup Penting, 5 = Sangat Penting.
Pertanyaan besar dari keseluruhan adalah: Apakah pendidik dengan bauran connective thinking dan kemampuan reflective writing menunjukkan dampak positif dalam praktik mengajar yang meningkatkan pembelajaran siswa?
Nilai Kuantitatif:
- Total skor maksimal: 150 (dari 30 pertanyaan dengan skala 1-5)
- Rata-rata skor ideal: 120 (80% dari total skor)
- Interpretasi:
- 120–150: Sangat Positif
- 90–119: Positif
- 60–89: Cukup Positif
- 30–59: Kurang Positif
- 0–29: Tidak Positif
Hasil pengukuran ini akan menunjukkan seberapa besar pengaruh gabungan connective thinking dan reflective writing dalam profesi pendidik terhadap dampak pembelajaran siswa secara keseluruhan.
Penutup
Sebagai penutup elaborasi mengenai pentingnya connective thinking dalam perspektif pendidik dan reflective writing sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, Hari Studi Guru (HSG) SMA Tarakanita Magelang yang diselenggarakan pada Sabtu, 14 Septeber 2024, menjadi momentum berharga bagi para guru untuk memperdalam pemahaman dan praktik mereka dalam membaurkan kedua kemampuan tersebut. Acara ini menghadirkan St. Kartono, seorang kolumnis pendidikan berpengalaman, sebagai narasumber yang memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana kombinasi connective thinking dan reflective writing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan berkontribusi positif dalam pengembangan diri para pendidik. Dengan semangat Kurikulum Merdeka Belajar, HSG ini diharapkan dapat menginspirasi para guru untuk terus berinovasi dan merefleksikan praktik mengajar mereka demi kemajuan peserta didik.
Referensi
Brookfield, S. D. (2017). Becoming a critically reflective teacher (2nd ed.). Jossey-Bass.
Brown, A. L. (2009). The role of connective thinking in cognitive development. Educational Research and Innovation, 3(2), 113-128.