Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Connective Thinking dan Reflective Writing dalam Perspektif Profesi Pendidik

16 September 2024   22:24 Diperbarui: 16 September 2024   23:31 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(St. Kartono pada sesi connective thinking dan reflective writing dalam perspektif profesi pendidik (HSG SMA Tarakanita Magelang)/Dok Pri)

Apakah reflective writing membantu saya lebih memahami kebutuhan siswa?
Rubrik: 1 = Sangat Tidak Membantu, 3 = Cukup Membantu, 5 = Sangat Membantu.

  • Seberapa sering saya meninjau kembali reflective writing saya untuk melihat kemajuan saya sebagai pendidik?
    Rubrik: 1 = Tidak Pernah, 3 = Kadang-kadang, 5 = Sangat Sering.

  • Apakah reflective writing membantu saya membuat hubungan yang lebih baik dengan siswa?
    Rubrik: 1 = Tidak Pernah, 3 = Kadang-kadang, 5 = Selalu.

  • Seberapa efektif reflective writing dalam membantu saya menetapkan tujuan pengajaran yang jelas?
    Rubrik: 1 = Sangat Tidak Efektif, 3 = Cukup Efektif, 5 = Sangat Efektif.

  • Apakah saya merasa reflective writing merupakan bagian penting dari pengembangan profesional saya?
    Rubrik: 1 = Sangat Tidak Penting, 3 = Cukup Penting, 5 = Sangat Penting.

  • Pertanyaan besar dari keseluruhan adalah: Apakah pendidik dengan bauran connective thinking dan kemampuan reflective writing menunjukkan dampak positif dalam praktik mengajar yang meningkatkan pembelajaran siswa?

    Nilai Kuantitatif:

    • Total skor maksimal: 150 (dari 30 pertanyaan dengan skala 1-5)
    • Rata-rata skor ideal: 120 (80% dari total skor)
    • Interpretasi:
      • 120–150: Sangat Positif
      • 90–119: Positif
      • 60–89: Cukup Positif
      • 30–59: Kurang Positif
      • 0–29: Tidak Positif

    Hasil pengukuran ini akan menunjukkan seberapa besar pengaruh gabungan connective thinking dan reflective writing dalam profesi pendidik terhadap dampak pembelajaran siswa secara keseluruhan.

    Penutup

    Sebagai penutup elaborasi mengenai pentingnya connective thinking dalam perspektif pendidik dan reflective writing sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, Hari Studi Guru (HSG) SMA Tarakanita Magelang yang diselenggarakan pada Sabtu, 14 Septeber 2024, menjadi momentum berharga bagi para guru untuk memperdalam pemahaman dan praktik mereka dalam membaurkan kedua kemampuan tersebut. Acara ini menghadirkan St. Kartono, seorang kolumnis pendidikan berpengalaman, sebagai narasumber yang memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana kombinasi connective thinking dan reflective writing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan berkontribusi positif dalam pengembangan diri para pendidik. Dengan semangat Kurikulum Merdeka Belajar, HSG ini diharapkan dapat menginspirasi para guru untuk terus berinovasi dan merefleksikan praktik mengajar mereka demi kemajuan peserta didik.

    Referensi

    Brookfield, S. D. (2017). Becoming a critically reflective teacher (2nd ed.). Jossey-Bass.

    Brown, A. L. (2009). The role of connective thinking in cognitive development. Educational Research and Innovation, 3(2), 113-128.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun