Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

3 Tips Beretorika "Logos", "Ethos", dan "Pathos" sebagai Pendidik

22 Januari 2024   23:55 Diperbarui: 3 Maret 2024   01:55 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Seorang pengajar di kelas. (DOK. Kemendikbudristek via kompas.com)

Apa dampak penggunaan cerita dalam pembelajaran, dan bagaimana pendidik dapat memilih cerita yang tidak hanya mendukung konsep, tetapi juga memiliki daya tarik emosional bagi murid?

  • Mengapa analogi dianggap sebagai alat yang efektif untuk menggugah emosi dalam pembelajaran, dan bagaimana pendidik dapat menciptakan analogi yang kuat untuk menghubungkan konsep dengan pengalaman murid?

  • Bagaimana pemilihan kata-kata yang membangkitkan emosi dapat meningkatkan daya tarik materi pembelajaran, dan mengapa kesadaran terhadap kekuatan kata-kata menjadi penting bagi seorang pendidik?

  • Apa peran relevansi materi dengan pengalaman pribadi atau situasi kehidupan murid dalam meningkatkan efek pathos, dan bagaimana pendidik dapat mengintegrasikan elemen ini dalam setiap pembelajaran?

  • Bagaimana pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi dan menyentuh hati melalui penggunaan pathos, dan mengapa hal ini penting dalam mencapai pemahaman yang mendalam?

  • Apa implikasi dari pernyataan bahwa emosi selalu muncul dalam bentuk manifestasi tubuh dalam konteks pembelajaran, dan bagaimana pendidik dapat memahami serta merespons tanda-tanda emosional murid?

  • Mengapa penting bagi seorang pendidik untuk merancang pembelajaran yang tidak hanya menargetkan intelektualitas tetapi juga memfasilitasi penguatan ikatan emosional antara pendidik dan murid?

  • Dalam konteks pathos, bagaimana pendidik dapat mengukur keberhasilan pembelajaran berdasarkan respons emosional murid, dan apa kontribusinya terhadap pencapaian tujuan pembelajaran?

  • Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh Irene Claremont de Castillejo melalui kutipannya, dan bagaimana pendidik dapat mengaplikasikan pandangan tersebut dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna?

  • Sebagai penutup perjalanan beretorika ini, kita kembali pada kata bijak seorang filsuf terkemuka, Aristotle, yang menyatakan, "It is not enough to know what to say, one must also know how to say it." 

    Dalam artikel ini, kita telah menjelajahi tiga kunci utama retorika: "Logos," "Ethos," dan "Pathos," sebagai pedoman bagi para pendidik untuk meningkatkan kekuatan komunikasi mereka di ruang kelas.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun