Conversation mengatakan bahwa “sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proposisi
yang bukan merupakan bagian dari tuturan tersebut. Proposisi yang diimplikasikan
itu disebut dengan implikatur”. Implikatur atau makna tersirat mengharapkan setiap
partisipan untuk saling memahami apa yang dituturkan oleh mitra tutur. Sehingga,
dibutuhkan kerjasama yang baik antar partisipan agar percakapan diantara keduanya
berjalan dengan lancar.
Bahasa sebagai alat komunikasi Mempunyai peranan penting dalam Kehidupan, ditambah lagi di zaman modern Sekarang ini. Bahasa adalah alat komunikasi Oleh setiap individu dalam kehidupan seharihari. Dengan bahasa itu manusia dapat saling Berinteraksi terhadap satu sama lainnya. Berbahasa juga disebut aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang Lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila Manusia terlibat di dalamnya. Tidak hanya dalam komunikasi dan Proses interaksi sosial, bahasa ternyata Memiliki peranan penting dalam komunikasi Sastra. Novel bukan hanya berkaitan dengan Sastra, namun novel juga berkaitan mengenai Bahasa.
Coba kita perhatikan beberapa produk Sastra seperti puisi, cerpen, atau bahkan novel. Tentu kita semua setuju bahwa bahasa Mempengaruhi nilai dari karya sastra tersebut. Terutama pada novel, bisa kita lihat Penggunaan bahasanya pada dialog antar Tokoh. Novel merupakan salah satu karya fiksi Yang ditulis dalam bentuk cerita.
Pada Hakikatnya novel mendayagunakan bahasa Untuk mengungkapkan tentang kehidupan Manusia. Kalimat yang dituturkan oleh tokoh tokoh dalam yang digambarkan pengarang.
Dalam sebuah novel diharapkan dapat Dipahami dengan baik oleh pembaca. Pragmatik diartikan sebagai syaratsyarat yang mengakibatkan serasi-tidaknya Pemakaian bahasa dalam komunikasi. Pragmatik memiliki kajian atau bidang telaah Tertentu yaitu deiksis, praangapan, tindak Tutur, implikatur dan prinsip kerja sama. Jika Dikaitkan pragmatik dengan karya sastra salah Satunya bisa ditinjau dari dialog antar tokoh Dengan menggunakan prinsip kerja sama.
Sementara ini, banyak pengarang Terkenal yang khususnya dari Bali dengan Karya-karya inspiratif. Masing-masing Pengarang mempunyai ciri khas masingmasing dalam menyajikan karangannya. Seperti Oka Rusmini dengan unsur feminisme Yang kental dan Putu Wijaya dengan unsur Sosial budaya yang kental. Salah satunya Dengan Wayan Jengki Sunarta. Namun, Jika Ditinjau dari segi aspek bahasa baru sedikit Peneliti yang meneliti hasil karya pengarang Bali dengan pendekatan pragmatik. Begitu Pula halnya dengan karya Sunarta, belum ada Penelitian dari segi aspek bahasa dengan Pendekatan pragmatik. Karena belum ada Yang mengkaji dari segi aspek bahasa, maka Penelitian ini dilakukan.