* * *
“Aaarrrgh!!!”
Sebuah tusukan terasa di dadaku. Nyeri. Panas. Membuatku kejang tanpa bisa kutahan. Aku berusaha keras membuka mata dan apa yang tampak kemudian membuatku meronta dalam kengerian.
Rusuk konde itu dibenamkan dalam dadaku. Olehnya. Laki-laki itu. Entah siapa dia.
“Emak tak tega, Pul...”
“Aku harus melakukannya, Mak,” suara laki-laki itu gemetar hebat.
“Dia kesakitan, Pul...”
“Tolong diamlah, Mak...”
Lalu kerlip kunang-kunang itu menyerbuku lagi. Pendarnya indah. Warna-warni. Lalu...
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!