Lidahku kelu. Otakku kosong. Serasa tak mampu mencerna semua yang kualami. Dan sebelum kesadaranku kembali, seribu kunang-kunang itu menyerbu Sadikin dan Mbok Minah.
Api membakar tubuh mereka diiringi lolong kesakitan dan jerit bergumul kematian. Asap hitam bergulung-gulung dan mulai menyentuh Zaldi. Teriakan maut itu terdengar lagi.
Lalu hening. Asap itu hilang. Tak menyisakan apa-apa lagi.
Kunang-kunang berpendar lagi. Menyebar ke sekelilingku. Ke sekeliling kami. Ibu, Ayah, dan aku. Cahayanya terus berkerlip. Berkerlip.
Tetap berkerlip dalam keabadian...
Â
* * *
Â
F-I-N
Nov 2, 2015 --p-i-n--
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!