Mohon tunggu...
Pijar88 Hd
Pijar88 Hd Mohon Tunggu... lainnya -

tinggal di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Nyata Gadis Dua Jiwa

4 Oktober 2014   20:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:23 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tak mengapa. Kemampuan orang tak harus diukur dari sekolahnya,”

Entah mengapa aku tak ragu menyambut niat baiknya. Mbak Andri berjanji mencarikanku pekerjaan yang lebih cocok untukku asal tinggal bersamanya di Bogor.

Aku senang sekali, bersyukur dipertemukan dengan orang baik seperti mbak Andri, hingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Dua bulan sudah kami tinggal serumah di Kota hujan itu.

Mbak Andri seorang penyiar radio. Aku begitu kagum padanya. Seringkali aku diajak ke tempat siarannya. Aku jadi suka mengamati dia siaran, kemudian saat di rumah aku iseng menirukan cara dia membawakan acara.

Aku pun mulai tertarik dengan dunia radio, apalagi kemudian mbak Andri mendukungku. hingga suatu hari aku diterima kerja di perusahaan tempat mbak Andri bekerja, sebagai penyiar seperti dia. Kulihat mbak Andri begitu senang dengan kemajuanku. Akupun merasa sangat beruntung, menjadi penyiar radio yang bebas mengembara dengan suaraku. Suaraku yang khas dan kata orang terdengar merdu, membuat aku cepat dikenal dan memiliki orang-orang yang setia mengagumiku saat siaran. Banyak yang fanatik dan menungguku siaran. Dari sinilah benih perselisihan itu. Aku mulai dihujani dengan beban pekerjaan rumah tangga yang seolah tak ada hentinya, seperti memasak dan mencuci. Jika biasanya kami bahu-membahu melakukan perkerjaan rumah, praktis kini semua perkerjaan rumah itu menjadi tugasku saja. Tapi aku tetap mensyukurinya, sudah lebih baik aku tinggal bersama mbak Andri meskipun semakin lama kurasakan sikap mbak Andri semakin tak bersahabat.

Hingga pada suatu ketika, sebuah peristiwa aneh membawaku jadi orang yang sering dicari. Kini bukan sekedar dari suara merduku, tapi oleh sebab lain yang aku sendiri tak mengetahui sebelumnya. Hal itu berawal saat aku selesai siaran sore, dan giliran mbak Andri yang siaran malam. Mas Irfan, salah satu karyawan di perusahaan tempat kami bekerja mengajakku pergi untuk menengok keponakannya yang sakit tifus.

“Panasnya tinggi, sudah hampir seminggu kondisinya tidak stabil.” Kata mas Irfan ketika kutanyakan tentang sakit keponakannya.

Tak sampai satu jam kami sampai di sebuah rumah sakit yang cukup besar. Kedatangan kami disambut oleh keluarga Mas Irfan, tiga orang yang tampak cemas di ruangan bercat putih.

“Syukurlah kamu segera datang dik, keponakanmu sering mengigau, hampir seminggu panasnya tidak stabil.” Ucap laki-laki yang hampir sebaya dengan mas Irfan.

Mas Irfan mendengarkan kata-kata kakaknya. Wajahnya juga terlihat cemas.

“Setengah jam lalu dokter telah memberinya injeksi, tapi sekarang panas anakku tinggi lagi. Aku takut Raya Step.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun