Mohon tunggu...
Pieter Sanga Lewar
Pieter Sanga Lewar Mohon Tunggu... Guru - Pasfoto resmi

Jenis kelamin laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Burung Tekukur yang Ajaib

5 Januari 2021   09:45 Diperbarui: 5 Januari 2021   10:26 5879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tekukur....kur...., tekukur....kur....., tekukur...kur! Bawalah aku, aku akan bertelur jadi padi."

Nuba yakin bahwa burung itu berbunyi dan bersuara. Apa yang didengarnya tadi tidak salah. Sungguh burung itu dapat berkata-kata. Burung itu pun berbunyi dan bersuara lagi.

"Tekukur....kur...., tekukur....kur....., tekukur...kur! Bawalah aku, aku akan bertelur jadi padi."

Mendengar burung itu berbunyi lagi untuk ketiga kalinya, Nuba lalu bergegas menghampiri Nara, kakaknya yang sedang memotong bambu.

"Kak, dengar tidak suara burung tekukur di atas pohon bambu ini?"

Nara berhenti memotong bambu ketika mendengar suara adiknya bertanya. "Tidak......tidak mendengar bunyi apa pun. Memang ada bunyi apa?"

"Burung tekukur di atas pohon bambu itu berbunyi dan bersuara, Kak."

"Masa si burung bisa bersuara seperti manusia? Apa kata burung itu?"

"Katanya begini, 'bawalah aku, aku akan bertelur jadi padi', Kak!"

"Hem.... Adik salah dengar kali."

"Aku sudah dengar tiga kali, Kak. Aku tidak salah dengar. Itu burungnya, masih di tempat yang sama sejak tadi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun