Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tabung Oksigen untuk Papa, Bukti Cinta Mama yang Terakhir

16 Juli 2021   15:58 Diperbarui: 16 Juli 2021   17:23 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ve, Ve sayang mama?" tanyaku pada adikku yang sangat mencintai hujan itu. Dia selalu duduk di tepi jendela ketika hujan turun. Katanya hujan selalu turun bersama peri-peri baik. Sulit memang memahami pribadi introver seperti dia.

"Dengan semua jiwa raga Ve, Mbak." Jawabnya singkat.

"Nah, sekarang mbak mau Ve ambil Rosario. Kita ke kamar Junior, yah."

Ve tak melawan. Dia memang bukan anak pemberontak sejak kecil. Tapi tak sepenuhnya penurut.

"Ju, Ju sayang mama?" tanyaku pada satu-satunya saudara lelakiku itu.

"Apa sih, Mbak. Garing tau" Sahut Junior ketus.

"Ditanya sama yang lebih tua itu jawabnya yang sopan." Ve menyambar secepat kilat.

"Kita doa Rosario yok. Buat Mama." Air mataku rasanya tak mampu lagi kubendung.

"Mama lagi di ICU. Kecelakaan tunggal waktu pulang dari tempat Om Dinan tadi." Aku beranikan diri menyampaikan kabar itu pada mereka dengan suara yang gemetar.

Ju tak lagi membantahku dengan ketus. Dia langsung memimpin doa Rosario kami di tengah hujan deras yang tak kunjung reda. Kami masih belum menemukan cara untuk menyampaikan hal ini pada papa.

Salam Putri Allah Bapa, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun