Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tabung Oksigen untuk Papa, Bukti Cinta Mama yang Terakhir

16 Juli 2021   15:58 Diperbarui: 16 Juli 2021   17:23 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu

Terpujilah engkau diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus

Santa Maria Bunda Allah,

Doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati.

Amin

Butir demi butir Rosario kami gulirkan. Berharap doa kami bisa menembus langit dan sampai kepada Tuhan. Sampai di butir terakhir, Om Dinan belum juga memenuhi janjinya untuk mengabari kami lewat video call.

Tak sabar menunggu Om Dinan, aku mencoba menelepon mama ke telepon seluler milik mama. Berkali aku coba tapi tak ada respons. Hatiku semakin kacau. Pikiranku semakin tak karuan. Air mataku tumpah ruah sama derasnya dengan hujan malam ini.

Re, mama kamu masih belum sadar. Om masih di sini kok jagain mama kamu. Jangan takut, ya. 

Pesan singkat yang aku terima dari Om Dinan tak juga membuatku tenang. Mataku tak kunjung mengantuk.

Sambil mengantar sarapan untuk papa, aku beranikan diri menyampaikan kabar tentang kecelakaan mama. Kulatih diriku merangkai kalimat demi kalimat semalam suntuk agar bisa diterima papa selembut mungkin.

"Pa, gimana kondisi papa pagi ini?" Aku mencoba membuka percakapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun