Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Mengetuk

16 Juni 2023   20:31 Diperbarui: 20 Juni 2023   20:10 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari freesoundslibrary.com

***

Pelayan coffee shop yang datang membawa pesanan kami membuat percakapan terjeda sejenak.

Senja ini terasa begitu senyap. Bahkan suara deru dan bising lalu lintas yang mestinya memuncak di jam-jam seperti ini nyaris tidak terdengar.

Bella menyesap kopi mocca yang baru datang lalu melanjutkan ceritanya.

"Untung feeling-ku tidak salah, Don. Belum apa-apa, dia sudah berani tidak jujur dan ternyata mempermainkan aku di belakang sana."

Masih kulihat sisa-sisa kesedihan di mata Bella. Dia baru saja menuturkan perjalanan relasinya dengan Bimo, salah satu klien perusahaannya yang belakangan ini menjalin hubungan yang cukup serius dengannya.

Aku tahu Bella selama ini sukses menutup hati dan memendam perasaannya pada lelaki, lelaki manapun itu, karena telah berkali-kali dibuat patah hati dan dikhianati. Terakhir, dia menaruh harapan besar pada Bimo karena merasa Bimo berbeda. Setahuku, Bimo pun sudah pernah menyatakan cinta. Tapi entah mengapa Bella belum langsung memberikan jawaban. Mungkin pengaruh kisah-kisah getir di masa lalu. Tapi pada akhirnya insting Bella membuktikan kebenaran.

Beberapa waktu yang lalu tanpa sengaja Bella menemukan bukti-bukti di gawai Bimo tentang petualangan cinta Bimo bersama gadis lain selama ini. Dan itu terjadi tanpa sepengetahuan Bella.

Memang, belum ada komitmen hubungan yang lebih serius di antara mereka, Bella dan Bimo. Status persahabatan mereka belum naik tingkat jadi sepasang kekasih. Tapi secara perasaan, Bella sudah mulai membuka hati dan percaya Bimo sosok yang tepat untuk mengisi kekosongan hatinya. Jadi tinggal menunggu kata "ya" saja dari Bella. Tapi di saat yang sama, ternyata Bimo juga sedang menjalin asmara dengan gadis lain. Ini yang kemudian membuatnya begitu sedih.

"Ah, aku sudah cerita terlalu banyak. Bagaimana dengan kamu, Doni? Tadi kamu bilang pernah berada pada satu titik di mana kamu tidak percaya lagi pada gadis-gadis di luar sana. Cerita dong."

Aku tersenyum. Lalu menyesap isi cangkir cappucino, menyisakan setengah isi cangkir lalu meletakkannya kembali ke atas meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun