Dia meraih tasnya lalu pergi cepat-cepat dari situ. "Diah, Ayang Beb, tunggu! Aku ..."
Boy bermaksud mengejar Diah. Tapi dari HP di atas meja dia bisa mendengar sayup-sayup suara halo.. halo... dari Marni. Dia pun buru-buru mengangkat HP dan menjawabnya.
Hilang satu masih ada satu. Jangan sampai hilang dua-dua, prinsip Boy.
"Mas Boy, mas Boy di mana sih? Siapa cewek barusan?"
Dalam sekejap ekspresi Boy berubah. Dia tertawa terpingkal-pingkal dan berusaha menjaga tawanya tetap terdengar natural.
"Itu... ada teman aku. Kami ketemu di halte, dia itu memang orangnya suka iseng, Ayang Beb. Suka sekali prank temen-temennya. Tapi ini dia sudah pergi, kok."
Untuk sesaat Marni terdiam. Entah dia lega atau sedang memikirkan sesuatu.
"Jadi Mas Boy masih di halte nih?"
Degg! Boy terkejut, dia lupa memutar video untuk back sound suara lalu lintas seperti tadi.
"Iyaa...," sahutnya.
Sayangnya tepat saat itu, dari pengeras suara pusat perbelanjaan terdengar pengumuman anak-anak hilang dari bagian informasi. Suaranya kencang sekali, karena pengeras suaranyanya dekat dengan posisi foodcourt.