Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jatuh, Cinta!

26 Januari 2023   16:44 Diperbarui: 26 Januari 2023   19:43 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

"Hmm... jangan-jangan... " Satyo menggantung kalimatnya dengan mata menggoda.

"...bapak naksir ya?" sambar Dodo. Jarak mereka terpaut beberapa meter, tapi rupanya Dodo yang asyik di pemanggangan masih bisa mendengar percakapan mereka.

"Huss! Jangan pikir yang aneh-aneh, kalian," sergah Bayu. Tapi senyum kikuknya seperti mengaminkan curigation kawan-kawannya. Mereka pun mulai ber-cie-cie ria.

Keributan itu seketika mereda saat Cinta keluar dari dalam rumah sambil membawa nampan berisi gelas-gelas kopi dan stoples gula pasir. Aroma kopi hitam menguar tajam.

"Pak Bayu, mau minum kopi atau teh, Pak?" tanyanya sembari menata minuman di atas meja.

"Mm... saya nanti saja ya. Itu sirupnya juga belum habis," sahut Bayu. Suara baritonnya tidak lagi terdengar tegas dan lepas seperti tadi.

Cinta jadi ngeh dengan perubahan suasana yang terjadi di tempat itu. Dia mengamati Satyo dan kawan-kawannya yang lain dengan tatapan heran.

"Kalian ini kenapa? Kok senyum-senyum gak jelas gitu?" tanyanya. Hening sesaat sebelum Satyo mencoba menjawabnya.

"Gak kok, Cin. Tadi Pak Bayu bertanya ... ng," Satyo terdiam saat Bayu berdiri sambil mengambil salah satu jepitan makanan di atas meja.

"Kayaknya cumi-cuminya sudah matang tuh, Do," ucap Bayu sambil berjalan ke arah pemanggangan. Dia sengaja memotong ucapan Satyo sekaligus melarikan diri dari depan Cinta. Dia tidak ingin wajah bersemu malu-malu kucingnya tertangkap basah.

"Dikit lagi kok, Pak," sahut Dodo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun