Ibunya pun ikut duduk di samping meja, dekat Bayu. "Sekarang mimpinya bagaimana?"
"Mm...," Bayu mengunyah dan mendorong cepat-cepat gumpalan nasi melewati kerongkongannya lalu mulai bercerita. "Saya ada di hutan, Ma, banyak pohon-pohon besar. Lagi asyik-asyik jalan, eh, tiba-tiba ada ular, ular besar lagi. Ularnya muncul tiba-tiba lalu langsung mengejar. Nah, saya lari sekecang-kencangnya. Gak tahu ke arah mana, yang penting lari. Ternyata saya lagi ada di puncak gunung gitu, Ma. Karena keasyikan lari jadi tidak memperhatikan lagi. Akhirnya saya jatuh melayang ke bawah."
Di luar dugaan Bayu, Mama senyum-senyum semringah mendengar cerita itu. "Memangnya Kenapa, Ma? Senyum-senyum gitu."
"Itu pertanda baik, Bayu. Kamu lagi naksir sama seseorang, atau ada yang lagi naksir kamu. Dikejar ular itu artinya kamu akan segera ketemu jodoh. Duh, akhirnya tidak lama lagi mama punya cucu."
Mata Bayu membulat. Selama ini dia berusaha keras menghindari topik-topik semacam ini. Usianya yang sudah menginjak usia 32 tahun memang sudah sangat matang untuk memulai sebuah rumah tangga. Tapi selama ini dia masih ingin lebih fokus bekerja dan mengembangkan karir. Belum tertarik berpikir lebih jauh ke arah itu. Pun belum ada satu pun wanita yang berhasil singgah lama-lama di hatinya.
"Siapa sih cewek yang beruntung itu?" goda mama lagi.
"Ga ada, Ma. Kalau ada saya pasti sudah cerita."
Untunglah saat itu nasi goreng di piring sudah tandas jadi Bayu punya alasan untuk cepat-cepat pergi dari situ. "Udah ya, Ma. Mau mandi dulu."
Mama hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum. Tidak ada gunanya mau berpanjang-panjang kalau Bayu sudah menghindar seperti itu.
Tapi pertanyaan mamanya mengenai siapa cewek yang beruntung itu rupanya membekas dalam-dalam di benak Bayu. Di kantor, keesokan harinya, dia masih memikirkan pertanyaan itu. Memang ada seorang cewek yang berhasil mengusik hatinya. Namanya Cinta, supervisor keuangan di salah satu toko cabang mereka.
Masih hitungan karyawan baru, karena bekerja baru 4 bulan ini. Tapi sejak pertama mengenalnya, Bayu langsung tertarik. Wajahnya begitu ayu, khas gadis-gadis desa tapi tetap terlihat anggun. Dia juga tidak bertingkah norak seperti kebanyakan staf-staf cewek ketika bertemu dengannya.