"Raul!" seru Vi.
Mobil yang ditumpangi Raul kembali bergerak maju dan menghilang di antara rinai hujan.
"Duh, Vi, maaf sekali ya. Kamu gak kenapa-kenapa?" sahut Raul sembari menyibak air hujan yang tinggal di rambut dan bahunya.
"Yee, mestinya aku yang nanya begitu. HP kamu mana sih?"
Raul tersenyum pahit sambil mengeluarkan gawai dari saku celananya.
"Mati total, Vi. Tidak sempat di-recharge tadi, mana tidak bawa power bank lagi."
"Terus kamu dari mana saja?" cecar Vi sengit.
"Aku tadi cari toko bunga yang masih buka, makanya lama. Ini buat kamu ..."
Hidung Vi kembang kempis. Dia tersipu-sipu karena di hadapannya, Raul menyodorkan satu buket kembang Camelia berwarna merah jambu.
"Buat apa ini? Tumben?" Vi menerima bunga itu dan berusaha menyembunyikan perasaannya.
Raul tersenyum lagi. "Kita sudah berteman... delapan bulan. Aku mau lebih dari itu, Vi. Aku cinta sama kamu. Aku sayang sama kamu. Aku takut kamu tidak mau membuka hati lagi sama cowok lokal seperti aku, gara-gara terlalu bucin sama Lee Min Ho,"