"Udah. Buang saja itu sandal yang sebelah," sahut emak.
"... lalu beli yang baru ya, Mak?" tanya Dimas lagi.
"Iya, iya, " balas emak lalu kembali ke belakang.
Setelah emak menghilang, bapak tersenyum penuh kemenangan. Itu kemenangan kami semua.
***
Kak Dimas membeli sandal jepit baru dengan dengan merek dan warna yang sama, walaupun tidak 100% menyerupai sandal yang hilang. Tapi emak tetap gembira memakainya.
Sejak itu bapak sudah tidak kalang kabut lagi mengurusi dapur dan kami semua. Kami juga bisa menikmati hidangan enak ala emak lagi. Singkat kata, suasana rumah kembali normal seperti biasa.
Kami pun menyadari emak-lah superhero kami, dengan caranya sendiri. Kami semua ambyar jika sehari saja tanpa emak.
***
Setelah sebulan berlalu, libur sekolah tiba.
Emak lebih menikmati waktunya, karena kami tidak harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke sekolah. Tapi bukan emak namanya, kalau tidak pandai mengatur strategi agar kami tetap "produktif" sekalipun libur.