Pada hari kedua libur, emak berinisiatif mengajak kami bersih-bersih rumah. Kecuali bapak yang harus tetap ngantor, kami bertiga diberi tugas yang berbeda-beda. Kak Dimas memangkas dahan pohon jeruk yang mulai rimbun, Dhea mengelap piring-piring dan gelas-gelas antik di lemari koleksi emak dan aku membersihkan gudang. Emak sendiri menata susunan sofa, meja dan lemari pajang di ruang tamu. Emak memang suka menata ulang posisi perabot-perabot rumah setiap beberapa bulan sekali. Biar tidak monoton, alasannya.
Gudang yang jadi pos kerjaku ini sebenarnya kamar kecil yang dulu digunakan asisten rumah tangga. Tapi setelah kami tidak memakai jasa asisten rumah tangga lagi karena ibu berhenti bekerja kantoran, praktis kamar ini lebih sering menganggur. Akhirnya kamar dijadikan tempat menyimpan barang-barang lama yang sesekali masih digunakan. Di dalam kamar ada mesin jahit tua, oven antik, beberapa gulungan karpet, kotak-kotak kayu tempat alat perkakas tukang milik bapak dan barang-barang lainnya.
Aku membersihkan debu-debu dengan vacuum cleaner. Setelah itu baru menata beberapa barang yang tergeletak berantakan, termasuk membersihkan salah satu sudut gudang, di samping lemari perabot yang penuh tumpukan kain buat lap dan kaos-kaos bekas.
Tumpukan itu rencananya memang akan dibersihkan emak. Tapi beberapa waktu lalu Dance keburu melahirkan 4 ekor anak kucing lucu di situ.
Anak-anak kucing sudah tumbuh besar. Tiga di antaranya sudah dikasih ke orang lain, sepupu dan tetangga. Jadi tumpukan kaos itu tidak dibutuhkan Dance lagi. Kalau pun nanti dia bunting lagi, aku akan membuat tempat melahirkan yang lebih bagus untuknya.
Saat menarik satu-satu tumpukan kaos itu aku menemukan pemandangan menarik. Memang tidak terlalu nampak jika dilihat sekilas karena benda itu tersembunyi di belakang, tidak tersentuh cahaya di bawah bayangan lemari perabot. Aku menarik keluar benda itu menggunakan gagang sapu dan ... benar saja!
Itu sandal jepit sebelah kiri emak yang hilang. Sepertinya Dance yang menyembunyikannya di belakang tumpukan kaos itu. Selama ini luput dari perhatian kami, karena memang sangat tersembunyi letaknya.
Mungkin Dance merasa dekat dengan sandal itu karena juga dekat dengan emak, atau Dance ingin menjadi ibu-ibu super untuk anak-anaknya seperti emak. Entahlah.
Aku pun berlari keluar dan memamerkan temuanku ini di depan emak.
"Mak, ini sudah ketemu sandal jepit emak yang hilang dulu. Ternyata ada dekat tempat dance ngelahirin, di gudang. "
Emak yang sedang mengganti tirai jendela ruang tamu terkejut. Dia pun berhenti dari aktivitasnya dan mengambil sandal itu.