Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sandal Jepit Emak

20 Juni 2022   20:21 Diperbarui: 20 Juni 2022   20:39 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari banyumas.tribunnews.com

Kami pun membantu sebisanya, menyiapkan bahan makanan, mencuci piring dan membersihkan rumah.

Tapi tetap tidak ada yang bisa menggantikan peran emak 100%. Masakan bapak, misalnya, tidak akan bisa menyamai masakan emak. Buat nasi goreng keasinan, goreng ikan gosong, buat mi instan hambar karena kebanyakan kuah. Kemarin pagi Dhea yang baru sampai ke sekolah langsung pulang ke rumah lagi karena ternyata seragamnya salah hari. Begitulah, selama ini rupanya emak yang lebih hafal warna seragam daripada Dhea sendiri, apalagi bapak. Untung saja sekolahnya tidak begitu jauh dari rumah.

Di hari yang ke-lima, kami membuat "persekongkolan" kecil di meja makan. Emak sudah makan malam duluan dan langsung mengurung diri lagi di dalam kamar.

Kami akan membuat sebuah skenario dengan aktris utamanya si Dance, kucing kesayangan emak yang sekarang sedang bunting besar. Skenarionya akan dijalankan besok pagi.

***

Walaupun sedang bad mood, emak tetap tidak bisa menghilangkan kebiasaannya untuk bangun pagi dan membuka tirai-tirai semua jendela. Saat membuka tirai jendela dan pintu dapur, emak melihat Dance melintas di halaman belakang, sambil menggigit sandal jepit emak yang sebelah kanan. Dance mengambil ancang-ancang untuk meloncat ke tembok pembatas belakang tapi emak keburu menghampiri dan menggendongnya.

"Oalah, rupanya kamu pelakunya, Dance," ucap Emak.

Kami mengintip hati-hati dari jendela kamar masing-masing. Kami tahu bapak yang menyuruh Dance membawa sandal jepit itu, entah bagaimana caranya. Dan Dance telah menjalankan perannya dengan baik.

Pagi itu, kami kembali menemukan nada riang pada suara emak, nada yang hilang beberapa hari ini. Apalagi setelah itu emak bergiat memotong bawang, sosis dan bahan-bahan nasi goreng yang lain.

"Bapak, anak-anak, sepertinya Dance yang ngilangin sandal emak. Dasar kucing usil! Tadi Emak nangkap basah dia lagi menggotong sandal jepit yang sebelah lagi, entah mau dibawa ke mana, " kata emak sembari menuangkan sisa nasi goreng dari wajan besar ke bakul di tengah meja makan. Kami semua sudah duduk mengitari meja dan makan pagi dengan lahap. Nasi goreng lezat is back!

"Jadi bagaimana?" tanya Dimas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun