Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ilmu Pelet Makan Tuan

5 Mei 2022   19:47 Diperbarui: 5 Mei 2022   19:49 1798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adam refleks mengarahkan telapak tangannya ke depan Rara. "Tapi selain itu, sepertinya kita juga belum terlalu sering ngobrol santai membahas ... ya, membahas apapun selain pekerjaan. Ini yang bikin aku mendadak merasa jadi orang bodoh sesampai di sini tadi," Adam tertawa kecil. "Aku bahkan baru nyadar, jangan-jangan kamu lagi keluar atau sudah ada rencana lain."

"Ya, makanya harus telepon dulu," sahut Rara ikut tertawa.

"It's just happenned, Rara. Tapi it's OK kok kalau kamu sudah ada rencana lain."

"Aku tidak kemana-mana. Aku turun karena mau ngambil pesanan makanan. Kamu sudah makan? Suka batagor gak?"

"Suka. Tapi itu kan makanan kamu. Nanti aku pesan lagi."

"Gak usah. Batagor porsi besar ini, aku lahap 1/3 porsinya saja sudah kenyang banget. Biasanya sisanya aku simpan di kulkas buat ngemil atau sarapan."

"Okey..."

"Nah, ini sepertinya driver-nya sudah tiba," ucap Rara sambil memandang layar HP-nya. "Kita makan di atas aja sambil ngobrol. Kebetulan aku juga punya pengering baju... kamu nyaris basah kuyup ini."

Tidak sampai 10 menit kemudian, keduanya sudah duduk di sofa panjang di dalam apartemen Rara. TV digital sedang menyiarkan berita luar negeri, tapi keduanya nampak tidak terlalu fokus pada siaran  TV. Mereka sedang larut dalam obrolan santai ditemani seporsi besar batagor dan dua botol minuman soda.

Adam bertelanjang dada karena baju kaosnya sedang dikeringkan. Awalnya Rara bermaksud ingin meminjamkan bajunya untuk dipakai Adam sementara, tapi dia sadar baju-bajunya kekecilan untuk ukuran tubuh kekar Adam.

Ini membuatnya tidak bisa menahan diri untuk sesekali mencuri pandang ke tubuh Adam yang mulus dan atletis. Tapi dia ingat pesan Mbah Roy untuk tidak terlalu terlihat "murahan" jadi dia berusaha bersikap biasa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun