Keduanya mulai adu urat leher. Kedua hantu lainnya, Putih dan Bayu, mencoba menenangkan, tapi mereka tidak digubris sama sekali.
Lama kelamaan suara pertengkaran Hitam dan Bhala meninggi.
Dan peristiwa yang tidak diinginkan pun terjadi. Mereka mulai berkelahi dengan sengit. Hitam nampak trengginas terbang ke sana kemari sambil meninju keras punggung atau wajah Bhala yang terbuka tanpa pertahanan. Walau bertubuh besar, Bhala tetap bisa mengimbangi manuver Hitam. Pada satu pukulan, dia berhasil membuat Hitam terpental jauh.
Hitam jadi semakin beringas. Dia lalu terbang dengan cepat menabrak kaki Bhala. Terdengar suara debum keras saat Bhala terjatuh. Tapi dia segera bangun kembali dan melanjutkan perkelahian.
Putih dan Bayu hanya bisa menonton pasrah. Tapi Bayu segera menyadari sesuatu. Langit telah gelap. Dia lalu menggamit lengan Putih. "Kita kehilangan momentum matahari tenggelam tadi, Putih."
Perhatian Putih teralih, lalu menarik napas panjang dan menatap lesu ke arah barat.
Bayu memikirkan sesuatu. "Tapi aku tahu tempat lain yang juga apik untuk menikmati matahari tenggelam. Kita terbang ke arah barat beberapa ribu kilometer. Bagaimana? Mau ikut?"
Bayu membuka telapak tangannya ke arah Putih. Hantu manis itu pun tersenyum kembali.
"Sepertinya ide bagus. Tempatnya di mana? Benteng kuno, pantai eksotik?" sahut Putih sembari menggenggam tangan Bayu.
"Bukan. Lantai 16 sebuah hotel mewah di semenanjung India."
"Benarkah?"