Menjelang subuh, Paolo memandang lukisannya dengan puas. Dia nampak letih tapi matanya bersinar-sinar.
"Luar biasa," gumamnya.
Sementara itu Lauren yang juga masih tetap segar mendekat dan memandang kreasi Paolo dengan takjub.
"Anda memang berbakat, Tuan. Tadi anda bilang harga lukisan anda 170, bukan?"
"Benar. Itu harga terbaik untuk anda, Nona."
Lauren mengeluarkan beberapa lembaran euro dari tas tangannya. Paolo terperangah saat menerima uang itu. "Ini terlalu banyak, Nona Lauren!"
"Tidak apa. Anda pantas mendapatkannya, Tuan. Uang bukan masalah bagiku..."
"Lagipula anda tidak harus membayarnya sekaligus. Saya akan menyempurnakan detail lukisannya dan mengantarkan ke alamat anda paling lama dua hari ke depan. Oh ya, bisakah anda meninggalkan alamat dan nomor telepon?"
"Ambil saja semua uangnya, Tuan. Anda bisa dipercaya, bukan?"
Kemudian Lauren menuliskan alamat lengkap dan nomor teleponnya di balik kartu nama Paolo. "Ini alamat dan nomor telepon saya. Sebaiknya anda menelepon dahulu sebelum berkunjung."
"Tentu saja."