Mengapa kali ini dunia terasa begitu senyap. Biasanya muncul bayi-bayi bergelimang darah dari segala penjuru. Menggerayangi kaki-kaki jembatan, membanjiri jembatan dan semua bergerak menuju ke arahnya. Tapi kali ini suasana begitu lengang.
Tora pun melangkah perlahan sambil mengedarkan padangannya. Langit biru, udara bersih dan sejauh mata memandang hanya rerumputan hijau serta jembatan itu yang memenuhi pandangannya. Terdengar suara, seperti suara tawa mungil dari atas.
Tora mendongakkan kepalanya untuk mencari asal suara tersebut.
Tora terkejut. Di atas sana dia melihat seorang bayi mungil dengan tubuh putih bersih dan bersayap terbang mengitarinya. Wajah bayi itu terlihat cerah ceria. Dialah yang tadi mengeluarkan suara tawa. Tora ikut tersenyum tertular kebahagiaan dari bayi itu.
Sekonyong-konyong dari berbagai penjuru langit, muncul bayi-bayi bersayap yang lain. Tawa-tawa ceria pun terdengar dari mulut mereka. Bayi-bayi itu lalu membentuk barisan dan terbang melintasi jembatan. Tora ikut tertawa. Dia lalu bergerak mengikuti arah terbang bayi-bayi itu.
Tapi tiba-tiba seseorang dengan kasar menarik kerah bajunya. Tora terkejut dan berbalik ke belakang untuk melihat siapa gerangan yang mencoba menghentikan langkahnya.
“Nad…?”
Tora melihat Nad begitu kesakitan. Tiba-tiba tubuh Nad terjerembab ke bawah. Kaki-kakinya dan separuh badannya seperti ditelan bumi. Ada kekuatan besar yang menarik tubuh Nad masuk ke dalam tanah. Nad pun menjerit kesakitan dan meminta Tora menolongnya. Tetapi dalam sekejab mata, tubuh Nad tenggelam seluruhnya. Yang tersisa hanya rerumputan, kenangan dan tawa bayi-bayi mungil.
***
yuk bergabung dalam komunitas Fiksiana Community