“Nad, kita… kita harus berhenti, Nad. Secepatnya!”
“Berhenti apa?”
“Berhenti dari pekerjaan kita selama ini.”
Nad terdiam sesaat.
“Ada apa, Tora? Apa yang terjadi?”
“…entahlah. Pertanda, firasat, mimpi-mimpi… aku merasa kita harus secepatnya berhenti. Kita cari cara lain saja mendapat duit. Bisnis…”
Terdengar nafas panjang Nad di seberang sana.
“Kamu menelpon subuh-subuh hanya untuk bilang kamu baru habis mimpi buruk?! Tora… Tora dengar aku. Kita memang akan berhenti suatu saat, tapi bukan sekarang. Kamu juga tahu itu… Lagi pula kita sudah ada janji dengan dua pasien minggu ini. Mereka sudah DP!”
“Ya… tinggal dikembalikan saja DP-nya kan?”
Nad menarik napas panjang lagi.
“Tora… kamu kayaknya kurang istirahat beberapa hari ini. Coba off dulu. Tidak usah ke klinik dulu besok.”