Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

...dan Rosa pun Kebingungan

27 September 2016   18:15 Diperbarui: 27 September 2016   18:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan memang suka aneh. Demikian komplain tentang hidup di benak Rosa.

Saat ini usia wanita karir bertubuh semampai itu menjelang 36 tahun. Di usia sematang itu, belum kunjung mendapatkan pendamping hidup. Jangan ditanya alasannya. Dia sendiri suka bingung menjawabnya. Jangan ditanyakan ke orang tuanya, mereka jauh lebih bingung lagi.

Tapi setelah berpikir dalam, panjang dan luas Rosa berpikir jawabannya hanya satu. Dia belum menemukan jodoh alias the one alias truelove-nya. Hanya itu jawabannya. Memang sebelumnya dia sudah beberapa kali menjalin hubungan kekasih namun percintaannya selalu kandas.

Bohong jika dikatakan dia cukup menikmati status single-nya itu. Seringkali dia juga merasa membutuhkan seorang kawan hidup yang bisa diajak berbagi, lebih dari sekedar sahabat. Kawan hidup yang akan mengarungi usia bersama-sama. Kawan hidup sampai maut memisahkan.

Tapi mengapa menganggap hidup ini aneh?

Rupanya ini penyebabnya. Saat wanita yang lain belum kebagian jodoh, wanita lainnya yang sudah berstatus istri justru mengkhianati status mereka. Seperti terjadi dengan beberapa kawannya. Mereka dengan mudah mengabaikan cinta suami mereka dan mengadu kasih dengan lelaki lain.

Rosa hanya bisa geleng-geleng kepala tiap kali mendengar cerita petualangan ranjang kawannya. Tidak jarang dia memberi nasihat agar kawan-kawannya kembali kepada suami-suami mereka. Tapi statementbalik kawan-kawannya suka bikin speechless.

“Lah, kita juga tidak bisa menjamin di luar sana mereka setia 100% kan? Bisa saja mereka juga main serong.”

“Yang penting kewajiban kita sebagai istri tidak dilalaikan. Kewajiban lahir batin. Betul tidak?” sambung yang lain.

Nah, kalau pembicaraan sudah mengalir seperti itu, pasti selanjutnya Rosa-lah yang menjadi bulan-bulanan. Mereka ingin agar Rosa juga cepat-cepat menemukan pendamping hidup. Walaupun rumah tangga kawan-kawannya cukup rapuh, mereka tetap berharap Rosa mendapat yang terbaik.

 ---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun