Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memet the Ojeker

23 Agustus 2016   17:26 Diperbarui: 1 April 2017   08:51 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jatuh juga tidak apa-apa, Neng. Yang penting jatuhnya di hati neng Widya. Hihi…,” Memet pun mulai melancarkan jurus-jurus mautnya.

Widya memukul pelan bahu Memet.

“Awas istrinya marah loh…”

“Loh, sumpah, saya masih perjaka tong-tong, Neng.”

Terdengar lagi tawa lucu Widya. Percakapan mereka yang hangat, sehangat penggorengan tukang martabak pun berlangsung sampai kira-kira lima menit kemudian, saat mereka sampai di depan rumah kontrakan Widya.

Saat turun Widya menyerahkan sepuluh ribuan satu lembar. Memet enggan menerimanya. Dia terlihat malu-malu kucing garong.

“Kenapa, Bang. Gratis ya?”

Memet menggaruk-garuk helmnya.

“Bukan begitu, Neng. Kurang. Mestinya lima belas ribu…”

Widya terbelalak.

“Masa sih? Biasa juga ceban!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun