Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Pertempuran

10 Juni 2016   18:56 Diperbarui: 10 Juni 2016   19:04 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sialan! Mereka benar-benar ingin membunuh kita. Kalau begitu kita harus berhenti main-main dengan mereka.”

“Sudahlah, Huria. Mereka hanya bawahan yang mengikuti perintah Thores. Cukup halau saja mereka dari jalanku.”

Emerald lalu memejamkan mata sambil meletakkan tangan kirinya melintang di depan dadanya. Mantra penyembuhan kembali dilantunkan untuk mengeluarkan racun yang masuk bersama serangan sihir ke dalam tubuhnya.

Sementara itu, keenam prajurit masih terus melepaskan tembakan-tembakan sihir. Ruby menangkisnya dengan sigap. Di belakang keenam prajurit berdatangan belasan prajurit lainnya.

Para  prajurit kini membagi formasi mereka menjadi dua. Sebagian meladeni Ametys, sisanya bergerak menuju ke arah Emerald dan Ruby.

Emerald terbatuk, memuntahkan darah dan dahak kehitaman.

“Bagaimana keadaanmu?”

“Lebih baik,” sahut Emerald.

“Mereka berdatangan. Bisa gantian, kamu yang menahan serangan mereka. Aku akan butuh waktu sebentar untuk membaca mantra.”

Emerald mengangguk. Lalu memasang badan di depan Ruby dan berteriak lantang untuk membangkitkan semangat. Para prajurit terhenti sejenak. Menunggu serangan apa yang akan dilancarkan Emerald. Beberapa lagi nampak gentar melihat wajah garang Emerald.

“Cakra auroraaa…!!” seru Emerald lagi. Lalu batu pada tongkat sihirnya bersinar biru terang dan melesatkan gelombang sihir yang terlihat seperti ratusan larik sinar berwarna biru kemerahan ke arah para prajurit di depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun