Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Pertempuran

10 Juni 2016   18:56 Diperbarui: 10 Juni 2016   19:04 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para prajurit sudah siap dengan serangan itu. Mereka segera membentuk selubung sihir, tapi energi sihir Emerald lebih besar sehingga serangan itu berhasil menembus pertahanan sihir mereka. Beberapa prajurit terjatuh dan menjerit pilu.

Tapi sebagian besar masih bertahan dan segera membalas. Dua tiga prajurit melepaskan serangan-serangan mematikan, terlihat dari warna serangannya yang memerah terang. Emerald berteriak sambil mengayunkan tongkat sihirnya untuk menangkis serangan itu. Ledakan dahsyat kembali terdengar. Beberapa prajurit yang terkena pantulan mantra terjatuh.

Emerald terlihat mulai kewalahan mempertahankan diri sekaligus melindungi Ruby.

Sementara itu dari pihak lawan, kendati sudah cukup banyak prajurit yang berjatuhan. Masih lebih banyak yang tetap bertahan dan mereka telah bersiap meluncurkan serangan berikutnya.

“Aku sudah selesai, Kesha.” Suara berat Ruby terdengar. “Minggirlah…”

Batu mulia pada ujung tongkat sihir Ruby berpendar merah. Petir-petir kecil sesekali melesak keluar dari ujung tongkat sihir Ruby, seperti menyimpan energi dahsyat yang sebentar lagi akan dimuntahkan.

Emerald pun terlihat takjub.

“Serang! Terus serang!” perintah salah satu prajurit. Mereka kembali bergerak untuk melepas sihir-sihir berbahaya, tetapi seruan lantang Ruby duluan terdengar,

“Segara Bertapa…!!” sambil mengayunkan tongkat sihirnya.

Akhirnya energi sihir yang tersimpan pun dilepaskan. Saat terkena hempasan energi sihir itu para prajurit yang akan meluncurkan serangan berikutnya menjadi diam tak bergeming. Semua mematung, terpaku pada posisi masing-masing. Beberap prajurit terlihat mengulurkan tangan ke depan, beberapa meletakkan tangan di depan wajah untuk menahan hempasan energi sihir, sebagian lagi masih terbaring terdiam di tanah.

Ruby menghela napasnya dalam-dalam. Dia terlihat senang, karena mantranya bekerja dengan baik. Emerald semakin takjub.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun