Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Pertempuran

10 Juni 2016   18:56 Diperbarui: 10 Juni 2016   19:04 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah para guru berlalu, Basalto memandang angkasa. Awan hitam mendung mulai menyelimuti tempat itu. Dari kejauhan terdengar petir mulai bersahut-sahutan.

Sepertinya sihir Ametys berhasil memancing awan hitam berdatangan dari seluruh penjuru langit.

Basalto pun mendorong pintu dengan kasar. Beberapa murid yang sedang bertugas membersihkan ruangan, sampai terkejut dibuatnya.

“Berhentilah bekerja. Sekarang kalian bergabung dengan murid yang lain menuju ke ruangan meditasi lalu dengarkan perintah para guru!”

“Baik, Guru,” sahut mereka sambil mengangguk takzim. Tanpa berlama-lama lagi mereka segera membawa peralatan mereka keluar dari tempat itu.

Basalto mendengus kesal. Lalu kembali melanjutkan langkahnya. Dia melewati beberapa ruangan sampai menemukan jalan menuju ke ruangan bawah tanah. Di bawah situlah dia menyimpan emas hitam yang tadi dipindahkan lewat kekuatan sihir pada salah satu ruangan rahasia. Mekanisme sihir yang tadi digunakan sebenarnya mirip dengan mekanisme portal sihir, hanya saja karena energi yang digunakan tidak sebesar membangun sebuah portal sihir, benda yang disihir tidak bisa dipindahkan dengan jarak terlalu jauh dari tempatnya semula.

Tadi saat merapal mantra, Basalto tidak sempat memimirkan lokasi lain lagi, selain ruang penyimpanan rahasia yang dibangun pada lantai bawah bangunan utama padepokan itu.

Kini Basalto menelusuri satu tangga lagi yang membawanya lebih dalam masuk ke perut bumi. Cahaya matahari tak bisa lagi menjangkau tempat itu. Penerangan obor juga tidak dinyalakan. Basalto pun mengetuk ujung tongkat sihir peraknya ke lantai, sehingga batu mulia di ujung tongkatnya berpendar mengeluarkan cahaya biru cerah.

Dinding-dinding lorong bawah tanah yang panjang pun kini terlihat lebih jelas.

----



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun