Perkataan itu sontak menghentikan langkah Keysha. Dia berbalik. Tatapannya sedingin es di kutub utara kini.
“Maksud kamu?”
“Aku serius, Key. Dias hanya mempermainkan Ney… dan juga nantinya kamu.”
Andew mengatur napas sambil memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengurai masalah itu.
“Kami, termasuk aku, Dias, dan beberapa kawan lagi, punya taruhan besar. Skenarionya seperti ini. Dalam waktu sebulan, Dias memacari Ney, lalu memutuskannya, lalu dia beralih dan memacari kamu. Jika berhasil, dia memenangkan taruhan itu. Jika gagal, dia yang akan membayar kami.”
Keysha memicingkan mata.
“Andew, kalau itu benar, itu sebuah kejahatan! Cinta bukan mainan seperti itu, kan?”
“Maaf, Key. Aku… aku sendiri sebenarnya menyesal. Makanya aku mencari cara untuk menghentikan ini. Tanpa… mengorbankan persahabatan kami.”
Keysha baru mau berbicara lagi, tapi Andrew keburu menyodorkan sepotong kertas berisi alamat rumah, diakhiri dengan sebuah nomor, seperti nomor kamar.
“Mungkin hanya kamu yang bisa menolong Ney… juga diri kamu sendiri. Kamu harus datang ke alamat ini malam ini. Tidak usah takut, ini kost putri. Yang harus kamu ingat, jangan sekali-kali menyeret namaku… dan kata kuncinya adalah…”
Andew menatap Keysha.