“Mengapa kamu peduli padaku?”
“Kamu terlalu banyak bertanya, Key. Memang cocok ya jadi asdos…”
“Kamu terlalu banyak menyimpan rahasia, soalnya.”
“Sudahlah…. Lebih baik kamu mencoba menghitung bintang di langit sekarang. Mungkin bisa membantu mendinginkan kepala kamu…”
“Bisa tidak menghitungnya sambil sandar di bahu kamu?”
“Boleh, tapi bahu aku ada biaya sewanya, ya.”
Keysha tersenyum lagi, lalu melabuhkan kepalanya di bahu Andrew yang kokoh.
“Nanti tambahkan dengan tagihan burger ayam kemarin. Sorry ya, aku kalap jadi lupa bayar. Tadi siang Bang Toha bilang sudah lunas dibayar sama mas ganteng.”
Andrew tertawa kecil.
Kedua sejoli itu membiarkan pendar bintang menari-nari di pelupuk mata mereka. Mungkinkah sebuah kisah baru akan diawali malam ini?
“Lihat, Dias. Kali ini aku yang akan menang, bukan kamu!” batin Andrew. Sinar matanya begitu dingin, seperti sumur yang siap menelan siapa pun di sekitarnya.