Definisi dan Karakteristik CFC
Kepemilikan: Untuk dianggap sebagai CFC, lebih dari 50% kekuatan suara atau nilai total saham dari perusahaan asing harus dimiliki oleh pemegang saham AS. Setiap pemegang saham tersebut juga harus memiliki minimal 10% saham.
Tujuan: CFC dirancang untuk mencegah penghindaran pajak oleh perusahaan yang mendirikan perusahaan offshore di yurisdiksi dengan pajak rendah atau tanpa pajak. Dengan adanya aturan CFC, pendapatan yang diperoleh dari anak perusahaan di luar negeri dapat dikenakan pajak domestik di negara asal pemegang saham.
Penghasilan Subpart F: Pendapatan tertentu yang diperoleh oleh CFC, seperti pendapatan pasif (dividen, bunga), dapat dikenakan pajak kepada pemegang saham AS meskipun pendapatan tersebut belum didistribusikan.
Contoh CFC
Sebagai contoh, jika Jane, Mike, dan Tina masing-masing memiliki 15% saham di sebuah perusahaan yang memiliki anak perusahaan di Kepulauan Cayman, maka menurut hukum AS, anak perusahaan tersebut akan dianggap sebagai CFC. Pendapatan yang dihasilkan oleh anak perusahaan tersebut dapat dikenakan pajak di AS.
Implikasi Pajak
Aturan CFC mengharuskan pemegang saham AS untuk melaporkan dan mungkin membayar pajak atas bagian mereka dari pendapatan yang dihasilkan oleh CFC, meskipun pendapatan tersebut belum didistribusikan kepada mereka. Ini bertujuan untuk mengurangi insentif bagi perusahaan untuk menyimpan pendapatan di luar negeri tanpa membayar pajak.
Secara keseluruhan, CFC adalah alat penting dalam perpajakan internasional yang membantu negara-negara mengatasi penghindaran pajak melalui struktur korporasi luar negeri.
Untuk menentukan apakah sebuah perusahaan asing dianggap sebagai Controlled Foreign Corporation (CFC), terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yang bervariasi tergantung pada regulasi di masing-masing negara. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk identifikasi CFC:
Kriteria Penentuan CFC