Perjuangan Kekuasaan: Dalam arena ini, terdapat perjuangan antara individu atau kelompok dengan modal yang berbeda untuk mendapatkan keuntungan dari sistem perpajakan. Mereka yang memiliki modal lebih besar mungkin dapat mempengaruhi kebijakan perpajakan untuk keuntungan mereka sendiri.
Kesimpulan
Penerapan teori Pierre Bourdieu dalam konteks perpajakan modern memberikan wawasan tentang bagaimana faktor-faktor sosial dan budaya memengaruhi perilaku perpajakan. Dengan memahami hubungan antara habitus, modal, dan arena, kita dapat menganalisis dinamika kepatuhan pajak serta strategi penghindaran pajak dalam masyarakat kontemporer. Pendekatan ini menyoroti pentingnya konteks sosial dalam membentuk praktik perpajakan dan legitimasi tindakan individu dalam sistem perpajakan
Pengaruh Arena Sosial terhadap Kebijakan Perpajakan
Arena sosial, yang mencakup interaksi antara individu, kelompok, dan institusi dalam masyarakat, memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan perpajakan. Dalam konteks ini, beberapa faktor utama dapat diidentifikasi:
1. Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Pengambilan Keputusan
Keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan perpajakan sangat penting. Partisipasi publik dapat meningkatkan legitimasi kebijakan pajak dan memastikan bahwa kebijakan tersebut mencerminkan kebutuhan serta aspirasi masyarakat. Melalui debat terbuka dan konstruktif, masyarakat dapat menyuarakan pendapat mereka mengenai keadilan dan efektivitas sistem perpajakan.
2. Nilai-nilai Sosial dan Budaya
Nilai-nilai sosial dan budaya mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pajak. Dalam budaya kolektivisme, misalnya, membayar pajak dianggap sebagai tanggung jawab moral untuk kesejahteraan bersama. Sebaliknya, dalam budaya individualisme, mungkin ada lebih banyak resistensi terhadap kewajiban perpajakan. Kebijakan perpajakan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan nilai-nilai ini cenderung lebih diterima oleh masyarakat.
3. Pengalaman Pribadi dan Kepatuhan Pajak