Mohon tunggu...
Petrus Septianus Sasi
Petrus Septianus Sasi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa di Universitas Mercu Buana Nama : Petrus Septianus Sasi NIM : 41322010008 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr. Apollo , Ak , M. Si. Universitas Mercu Buana Meruya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara Pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   19:04 Diperbarui: 12 November 2023   19:10 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2.1. Pendidikan sebagai Landasan Pencegahan Korupsi

Ki Hadjar Dewantara percaya bahwa pendidikan adalah fondasi utama dalam upaya melawan korupsi. Beliau berpendapat bahwa pendidikan dapat membentuk karakter dan moral individu, sehingga mereka akan terhindar dari perilaku korupsi. Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai moral dan etika. Pendidikan harus mengajarkan kepada individu tentang pentingnya kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Pendidikan juga harus mengajarkan kepada individu tentang bahaya korupsi dan cara-cara mencegah korupsi.

Ki Hadjar Dewantara menerapkan prinsip-prinsip pendidikan tersebut dalam Tamansiswa. Tamansiswa adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tahun 1922. Taman Siswa adalah salah satu organisasi pendidikan yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara yang memiliki dampak besar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Organisasi ini memiliki sejarah panjang dan penting dalam perjuangan pendidikan di Indonesia. Berikut adalah beberapa informasi tentang Taman Siswa:

Pendirian Taman Siswa: Taman Siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta oleh Ki Hadjar Dewantara, yang juga dikenal sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Taman Siswa adalah hasil dari visi beliau untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak Indonesia, terutama yang berasal dari kalangan masyarakat kurang mampu.

Tujuan dan Prinsip: Taman Siswa didirikan dengan tujuan utama untuk memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak Indonesia tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau suku bangsa. Organisasi ini mempromosikan nilai-nilai etika, nasionalisme, dan patriotisme. Ki Hadjar Dewantara sangat mementingkan pembentukan karakter dan moral peserta didiknya.

Pendekatan Pendidikan: Taman Siswa menerapkan pendekatan pendidikan yang berbeda dari sekolah formal pada masa itu. Mereka fokus pada pembelajaran yang lebih praktis dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain mata pelajaran akademis, Taman Siswa juga mengajarkan keterampilan praktis seperti pertanian, kerajinan tangan, dan keterampilan hidup yang berguna bagi peserta didik.

Pentingnya Bahasa Indonesia: Salah satu aspek penting dalam pendidikan di Taman Siswa adalah penggunaan bahasa Indonesia. Ki Hadjar Dewantara mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan identitas nasional. Hal ini menjadi salah satu kontribusi penting dalam menguatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Pengaruh dalam Pendidikan Indonesia: Taman Siswa menjadi model pendidikan yang memengaruhi perkembangan sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang diberikan oleh Taman Siswa menjadi inspirasi bagi pendidikan nasional Indonesia, dan prinsip-prinsip yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara terus menjadi dasar dalam perancangan kurikulum dan sistem pendidikan di Indonesia.

Museum Ki Hadjar Dewantara: Di kompleks Taman Siswa, terdapat Museum Ki Hadjar Dewantara yang memajang koleksi benda-benda yang berhubungan dengan Ki Hadjar Dewantara dan sejarah Taman Siswa. Museum ini menjadi tempat yang penting untuk memahami warisan dan nilai-nilai pendidikan yang dipromosikan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Taman Siswa, yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara, merupakan lembaga pendidikan yang mewakili semangat pendidikan yang inklusif, etis, dan nasionalis. Organisasi ini telah memainkan peran kunci dalam pembentukan karakter dan pendidikan anak-anak Indonesia, sambil mengilhami perubahan dalam sistem pendidikan di negara ini.

2.2. Promosi Nilai-nilai Etika dan Kepemimpinan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun