“Kok bisa, gimana ceritanya Pak?” ada rasa tidak percaya dalam nada ucapannya.
“Allah yang memberikannya pada kami. Misalnya suatu waktu kami sedang lapar, tiba-tiba ada bau makanan menghampiri hidung. Lalu kami berkata dalam hati, coba makanan itu datang pada kami. Ternyata, tak lama kemudian ada seseorang yang membawa makanan dan mengantarkannya pada kami. Padahal kami tidak kenal dengan orang itu”
“Waw luar biasa, terus bagaimana Pak”
“Suatu kali kami dititipkan motor oleh seseorang. Padahal kami tidak kenal dengan orang itu. Dan saya sudah menolaknya. Namun orang itu tetap saja memaksa menitipkan motor itu. Akhirnya dengan terpaksa kita menerimanya. Dan ketika motor itu diambil kembali oleh yang punyanya, kami mendapat upah yang lumayan. Begitulah salah satu kisahnya, Mas”
Sayang percakapan itu terhenti, karena kedua orang tersebut bergegas pergi, karena sudah beres makannya. Meninggalkan dia makan sendirian. Padahal masih banyak pertanyaan dan pengalaman apa saja yang ingin dia tanyakan pada kedua orang tersebut.
*****
Besoknya diapun kembali pulang ke kota asalnya dengan hati senang. Selain karena sudah terbayar lunas rasa penasarannya untuk mengunjungi salah satu makam Wali Songo. Juga karena dia tidak begitu betah dengan tempat itu, terutama dengan airnya yang sedikit asin. Setelah lama waktu berselang baru dia tahu dengan maksud Gunung bagi orang Cirebon. Ternyata bagi orang sana, yang dimaksud gunung itu adalah gundukan tanah seperti bukit, selain gunung yang menjulang tinggi tentunya. Pantas saja dia salah faham dan kebingungan. Karena bagi dia, bukit ya bukit, gunung ya gunung.
Dan kata-kata dari kedua orang itu, membuatnya senyum-senyum sendiri. Kisah itu diibaratkan dengan tokoh pada cerpen Robohnya Surau Kami, karya AA Navis. Padahal dulu, cerita itu ia jadikan pedoman baginya dalam kehidupan. Sekarang, kisah itu hanya menjadi salah satu kisah yang pernah dialami dalam kehidupannya dan tidak patut untuk dijadikan contoh dan pegangan. Hidup itu mesti berusaha dan tidak mengandalkan pemberian orang lain. Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H