Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kisah Unik Peziarah Makam Sunan Gunung Jati

25 Juni 2011   05:16 Diperbarui: 20 Februari 2019   23:49 14297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Pak, saya mau ke makam Sunan Gunung Jati. Mesti ke mana dan naik apa yah?” “Dari sini lurus saja, tidak jauh. Tuh dari sini juga sudah kelihatan gunungnya” Kembali dia mendapatkan jawaban yang membuat dia tercengang. Dan seperti tadi, matanya mencoba mencari-cari gunung yang ditunjukkan oleh supir itu. Dan tetap dia tidak melihatnya. 

“Mungkin dekatnya orang sini, itu 30 kilometer,” kembali dia bergumam di hati. Setelah mengucapkan terimakasih dia berjalan menuju arah yang ditunjukkan oleh supir tadi. Lima belas menit dalam kebingungan, ia menghentikan angkutan dan menaikinya. Dan kembali ia bertanya, tentang arah makam itu. Dan seperti tadi, ia mendapatkan jawaban yang sama. Setelah angkot berjalan kurang lebih lima menit. Dengan sedikit kesal dan marah, iapun turun dari angkot itu. 

“Orang Cirebon ternyata pembohong semua. Orang-orang mengatakan bahwa makam itu dekat dan gunungnya sudah kelihatan. Tapi kenapa aku tidak melihat gunung yang dimaksud,” umpatnya dalam hati. Dalam kebingungan, ada terbersit dalam pikirannya untuk kembali lagi ke stasiun dan berniat pulang kembali ke kota asal. Namun rasa penasaran mengalahkan pikiran itu. Akhirnya diputuskan untuk kembali berjalan. Tak lama ia berjalan, dia menemukan ada sungai di bawah jembatan. Bukan sungai itu yang menarik perhatiannya. Namun musholla yang ada di pinggir sungai itulah yang menarik perhatiannya. 

“Belum sholat, aku harus ke musholla itu. Selain untuk sholat, juga untuk menyegarkan muka yang terasa panas dan berdebu nih,” gumamnya dalam hati. Beres sholat dan istirahat sejenak, iapun melangkah lagi. Tak lama kemudian ia melihat di sebelah kanan jalan sebuah bukit yang penuh dengan pohon jati. Diantara pepohonan tampak banyak terdapat kuburan-kuburan tua. Pemandangan ini menarik hatinya. 

“Pak, ini namanya pekuburan apa?” tanyanya pada seorang bapak tua yang sedang melintas. 

“Ini pekuburan Gunung Jati” jawaban bapak tua itu membuat dia penasaran. 

“Gunung Jati? Ini tempat dimakamkannya Sunan Gunung Jati?” 

“Oh, kalau makam sunan Gunung Jati di sebelah sana” tunjuknya kearah sebelah kiri, yaitu arah berlawanan dari Bukit Jati itu. 

“Jauh tidak Pak?” “Deket, paling lima menit” 

“Terimakasih Pak” “Sama-sama” Setelah mendapatkan petunjuk dari orang tua itu. Diapun melangkah kea rah yang ditunjukkannya. Dan benar saja, dia melihat bus-bus yang sedang diparkir di lapangan kosong. Dan jika dilihat sekilas, mobil itu adalah mobil peziarah. Tampak dari tulisan yang tertera pada kertas yang ditempelkan pada kacar. Melihat bus-bus ini, semangat ia semakin besar. Sudah dekat, pikirnya. 

Sebuah mesjid tua yang sederhana kini ada di hadapannya. Akhirnya sampai juga di makam Wali Cirebon ini. Tampak banyak pengunjung sedang mengaji. Di pintu masuk sebelah kanan ada tempat wudhu. Yang menarik perhatian adanya sebuah gentong besar berwarna kehitaman. Sepertinya benda itu sudah lama sekali menghuni tempatnya, mungkinkah ini peninggalan Sunan Gunung Jati, pikirnya. Iapun melangkah ke tempat wudhu tersebut, kemudian melakukan wudhu. Ketika air memasuki mulutnya, tampak mukanya mengkernyit tanda keheranan. Airnya terasa asin. Padahal tadi waktu wudhu di musholla dekat sungai, airnya tawar. Kenapa di sini berbeda, padahal jaraknya tidak begitu jauh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun