Mohon tunggu...
Eka Murti
Eka Murti Mohon Tunggu... -

Penikmat sastra dan pecandu teh hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fiksi Bukan Kuliner] Antara Aku, Kau dan Cilok

11 Juni 2016   14:27 Diperbarui: 11 Juni 2016   14:32 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Mas, jangan putus asa, lusa datang lagi saja.”

“Tapi dia sudah marah dan nolak cilok yang saya bawa. Lusa datang juga percuma kan?”

“Kalau lusa pasti diterima deh, hari ini bukan jadwal makan cilok soalnya.”

“Hah?! Makan cilok aja pake dijadwal?”

“Mbak Sekar itu semua dijadwal. Biarpun dia suka banget sama cilok tapi kalau bukan harinya ya pasti ditolak. Makanya dia jadi jutek soalnya itu kan kesukaan dia.”

“Oh, gitu. Oke deh, nanti saya balik lagi. Trims ya.”

***

Lusanya Pairun datang lagi. Kali ini dengan tekad yang lebih kuat untuk membicarakan naskahnya agar dipertimbangkan lagi.

“Ada apa lagi, Mas?” tanya Sekar saat menemui Pairun di ruang tamu kantornya.

“Mbak sudah baca revisi saya kan, jadi gimana? Bisa dipertimbangkan kan?”

“Masih ada beberapa perbaikan yang harus dikerjakan lagi. Saya butuh kerja samanya. Tapi nggak perlu juga selalu datang ke kantor.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun