Mohon tunggu...
Dikpa Sativa Padandi
Dikpa Sativa Padandi Mohon Tunggu... -

Dikpa, gadis kelahiran tanah Luwu yang sedang mengumpulkan serpihan-serpihan mimpinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karma Losari, oleh: Dikpa Sativa

21 Juli 2013   06:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:15 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rein dan wanita itu mengambil satu kotak kue. Mulai menjajakannya.

“Donat… donat… donatnya, Bu, Pak…!!!”

Sesekali pandangan mereka bertemu. Lantas mereka menderai tawa. Ada bahagia menyusup di hati mereka.
Matahari tepat di ubun-ubun. Panas begitu menyengat. Wanita itu memutuskan untuk istirahat di bawah sebuah pohon.

“Aku tidak menyangka kalau kita akan berjualan seperti ini. Pekerjaan macam apa ini…?!” Tiba-tiba saja Rein berkata ketus.

Wanita itu menoleh, terheran-heran, “Rein… bukankah ini menyenangkan?”

“Menyenangkan katamu…? Panas bagai dipanggang seperti ini, kamu bilang menyenangkan? Aku menyesal menemanimu hari ini. Aku lelah. Di rumah aku punya banyak tugas yang harus diselesaikan…!!!” suara Rein meninggi.

“Maafkan aku Rein… aku memang tak seharusnya mengajakmu. Sungguh, maafkan aku.” Wanita itu menunduk.
Bersuara sangat pelan.

“Hei… aku hanya bercanda, sayang…! Harusnya kamu marah, dong. Bukankah tadi aku yang memaksa untuk
menemanimu?” Rein menatap wanita itu, mengerlingkan matanya, “satu hal yang tidak aku suka, kamu selalu saja mengalah!”

Wanita itu mengangkat kepalanya. Tersenyum.

“Sejauh ini, aku belum menemukan alasan untuk marah padamu.”

Wanita itu berdiri, diikuti Rein, lantas kembali menjajakan kue dalam kotak plastik di tangannya.
**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun